Pendidikan calon guru penggerak merupakan sebuah kesempatan yang luar bisa bagi CGP secara pribadi untuk bisa meningkatkan kompetensi diri menjadi guru yang lebih baik dan lebih menghargai murid dengan melayani mereka dengan setulus hati. Selama mengikuti kegiatan Pendidikan calon guru penggerak, CGP mendapatkan banyak sekali ilmu-ilmu baru dalam peningkatan kompetensi guru yang berpihak pada kebahagiaann peserta didik. Meskipun pendidikan calon guru penggerak belum selesai, namun materi pada pendidikan calon guru.
Sebagai seorang calon guru penggerak yang sudah banyak mendapatkan hal-hal positif dalam pendidikan ini, maka CGP memiliki tanggung jawab moril untuk terus menjaga API semangat kegerakan ini untuk terus berkobar demi terciptanya pendidikan yang berpihak pada kebahagiaan peserta didik serta tercapainya profil pancasila yang dicita-citakan
Seperti pada Visi CGP sebagai calon guru penggerak yaitu "Terwujudnya pelajar yang berkarakter, kreatif dan Berbudaya" maka CGP akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang didapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal CGP seperti: 1. Melakukan Sosialisasi kepada rekan sejawat tentang hal-hal positif yang saya dapatkan dari pendidikan guru penggerak.
2. Mengajak Rekan-rekan sejawat agar bisa mempraktekkan budaya-budaya positif di lingkungan sekolah seperti Membuat kesepakatan kelas yang bisa dipakai untuk dijadikan sebagai Keyakinan sekolah. pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial Emosional.
3. Mendorong Peningkatan kompetensi guru dengan kolaborasi bersama dalam komunitas praktisi sekolah demi meningkatkan nilai-nilai dalam diri guru dengan belajar membuat Video pembelajaran, kuis interaktif dan LMS dan lain-lain.
Mendorong Peningkatan kompetensi guru dengan kolaborasi bersama meningkatkan nilai-nilai dalam diri guru dengan belajar membuat Video pembelajaran, kuis interaktif dan LMS dan lain-lain
4. Terus menerapkan Pembelajaran berdiferensiasi dengan menggunakan LMS yang telah dibuat yang di dalamnya juga terdapat game-gameinteraktif Pembelajaran Sosial emosional dan Budaya Positif.
5. Terus membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siswa-siswi yang mempunya bakat dan minat di bidang seni khususnya seni tari dan musik tredisional agar terus berkreasi, melestarikan kebudayaan daerah dengan bergabung di sanggar seni sekolah.
6. Terus berkolaborasi bersama siswa untuk menanamkan nilai kreativitas sejak dini melalui aplikasi CANVA dan aplikasi-aplikasi lainnya.
Keputusan merupakan tindakan yang akan memberikan sebuah perubahan, baik itu perubahan yang menuju ke arah yang baik maupun ke arah yang buruk. Keputusan juga merupakan sebuah langkah menuju tahapan kedewasaan berpikir yang bertanggung jawab. Selain itu, keputusan bisa memberikan gambaran sebuah imajinasi yang dituangkan dalam sebuah realita. Keberanian dalam mengambil keputusan merupakan sebuah proses alami bagi para calon pemimpin yang siap menerima resiko dari apa yang diputuskan.
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran merupakan sebuah cara dimana kita sebagai pemimpin pembelajaran harus memiliki kejelian, kepekaan dan analisis yang kuat dalam mengambil sebuah keputusan.
Agar dapat membantu seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil sebuah keputusan maka perlu kita cermati tentang apa itu dilema etika dan bujukan moral.
Dilema Etika lebih dilihat dari sisi kemanusiaan karena apapun sebuah keputusan yang diambil sama-sama benar (Benar VS Benar). Lain halnya dengan bujukan Moral dimana keputusan yang diambil harus bisa menentukan kasus tersebut apakah benar atau salah (Benar VS Salah) Dalam diri seorang pemimpin pembelajaran, saat mengambil sebuah keputusan perlu adanya pemahaman apakah keputusan tersebut akan berdampak baik atau tidak, sehingga tidak mencederai perasaan individu maupun kelompok. Karena ketika kita menghadapi sebuah masalah yang melibatkan individu atau kelompok, kita perlu mengetahui apakah masalah/kasus tersebut masuk dalam Dilema Etika atau bujukan Moral.
Pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran sangat tidak mudah karena kita harus melihat apakah keputusan itu berdampak pada murid, bisa dipertanggungjawabkan dan juga memiliki nilai-nilai kebajikan yang universal.
Agar dapat melihat sebuah keputusan memiliki keberpihakan kepada murid, bisa dipertanggung jawabkan dan juga memiliki nilai-nilai kebajikan universal maka CGP harus bisa mengetahui langkah-langkah awal yang akan dilakukan untuk memulai mengambil keputusan.
Langkah-langkah awal yang akan dilakukan
untuk memulai mengambil keputusan
1 | Menilai dan memahami apakah situasi yang kita hadapi termasuk dilema etika atau bujukan moral. |
2 | Identifikasi jenis dilema etika tersebut berdasarkan 4 paradigma |
3 | Memilih satu dari tiga prinsip pengambilan keputusan |
4 | Menerapkan 9 Ingkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam permasalahan yang dihadapi. |
5 | Memastikan bahwa setiap keputusan yang dibuat berpihak pada murid, dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki nilia-nilai universal |
6 | Meminta masukan dari rekan sejawat atau pihak yang laian tentang keputusan yang dibuat |
7 | Ambil pelajaran untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya |
Ketika di kemudian hari CGP menghadapi Kasus dilema etika maka, CGP akan menerapkan langkah-langkah tersebut pada saat itu juga dan juga melakukan catatan-catatan penting agar tettap diingat sehingga ketika menghadapi jenis kasus tersebut bisa cepat diselesaikan. Catatan akan menjadi penting untuk memberikan salah satu referensi dalam menentukan arah keputusan yang akan diambil.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang memiliki nilai kolaborasi maka CGP akan meminta rekan sejawat agar bisa menjadi teman diskusi untuk menentukan apakah langkah-langkah yang CGP ambil telah tepat dan efektif. Karena dengan adanya teman diskusi maka akan ada opsi-opsi hebat yang bisa memperkuat keputusan yang dibuat
Comments