Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara terkait kodrat alam dan kodrat zaman
“Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara terkait kodrat alam dan kodrat zaman
Nilai dan peran Guru penggerak
Peran Guru penggerak Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong wellbeing ekosistem pendidikan sekolah. Menggerakkan komunitas praktik untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya. Menjadi coach dan mentor bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah. Membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan di luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Mendorong peningkatan kemandirian dan kepemimpinan murid di sekolah.
Nilai dan peran Guru penggerak
Mandiri
Reflektif
Inovatif
Kolaboratif
Berpihak pada Murid
Guru penggerak diharapkan mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistic, aktif dan proaktif. Guru penggerak juga diharapkan mampu menjadi mentor dalam mengembangkan kemampuan guru dan menjadi agen transformasi bagi ekosisitem di lingkungan sekolah.
Mengapa Guru penggerak Harus memiliki nilai Mandiri, Reflektif , Inovatif, Kolaboratif Berpihak pada Murid
Sebagai seorang calon guru penggerak yang telah mempelajari dan telah mempraktekkan filosofis pendidikan KHD dan juga ingin bersama-sama dengan guru-guru hebat lainnya bergandengan tangan untuk mentransformasi pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik maka sudah semestinya kita harus bisa mendalami dan mempraktekkan kelima nilai tersebut diatas.
Dengan memiliki kelima nilai tersebut kita bisa secara mandiri mempelajari hal-hal baru yang bisa mendukung proses pembelajaran di kelas seperti penggunaaan aplikasi interaktif seperti Kahoot, Padlet, Jamboard, wordwal dan lain-lain. Dengan kemandirian yang ditanamkan dalam diri kita calon guru penggerak sehingga akan memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif sehingga mampu diaplikasikan ke dalam kelas kita.
Kemandirian kita untuk membuka diri keluar dari zona nyaman untuk mempelajari hal-hal baru akan memberikan kita memiliki pemikiran yang luas terhadap perubahan zaman yang terus mengarah ke dunia teknologi.
Dengan dunia teknologi yang terus berkembang, Pendidikan tidak terlepas dari pengaruh tersebut sehingga kita para guru yang berada pada zaman ini harus bisa menyapkan diri mempelajari hal-hal baru yang bersifat teknologi sehingga bisa menyesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman dari peserta didik kita.
Dengan memiliki kemampuan digital kita bisa dengan mudah mempelajari hal-hal baru yang berbau teknologi sehingga bisa digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Inovasi yang dimiliki tentu tidak bisa kita saja yang mempraktekannya namun harus bisa merangkul rekan-rekan pendidik yang lain agar bisa memiliki bersam-sama melakukan perubahan pendidikan yang sesuai dengan kodrat zaman mereka. Dengan Kolaborasi antar guru kita bisa dengan cepat melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik.
Namun, sebagai seorang guru yang ingin membuat kebahagiaan para peserta didik harus bisa untuk terus merefleksikan diri. Berefleksi diri akan memberikan kita perspektif untuk bisa terus berkembang yang akan bermuara pada keberpihakan kita kepada kepentingan dan perkembangan peserta didik kita.
Kesimpulannya adalah, sebelum kita bermimpi tentang PROFIL PELAJAR PANCASILA yang kita harapkan bisa diimplementasikan oleh para peserta didik kita maka kita sebagai guru harus memulai terlebih dahulu dari pribadi kita masing-masing karena kembali lagi pada filosofi pendidikan KHD yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo artinya nmenjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan. Ing Madyo Mbangun Karso, artinya seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Tut Wuri Handayani, seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang.
INKUIRI APRESITAIF (IA) DENGAN TAHAPAN BAGJA
IA Adalah sebuah paradigma sekaligus model manajemen perubahan yang memegang prinsip psikologi positif dan pendidikan positif serta pendekatan berbasis kekuatan. IA juga merupakan manajemen perubahan dalam suatu ekosistem
(Organisasi, Sekolah dan Komunitas)
Tahapan BAGJA Merupakan model manajemen perubahan yang merupakan akronim dari:
Buat Pertanyaan
Ambil Pelajaran
Gali Mimpi
Jabarkan Rencana
Atur eksekusi
Dengan menggunakan Inquiri Apresiatif (IA) kita bisa menentukan arah pengembangan komunitas atau kelompok dengan lebih presisi. Karena dengan penggunaan Inquiri Apresiatif (IA), kita bisa memetakan kekuatan atau kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh setiap anggota. Selain itu, dengan menggunakan (IA) dalam BAGJA bisa memberikan kita kemudahan dalam membuat sebuat rencana atau program dan menentukan siapa dan aset apa yang bisa digunakan untuk menyukseskan program atau kegiatan yang direncanakan.
Setiap individu yang dipercaya akan memberikan kemampuan terbaik mereka karena ada nilai kepercayaan yang diberikan akan memberikan mereka inspirasi dan ide-ide yang bisa mendukung terjalannya program dengan baik.
Seperti di sekolah, dengan penggunaan BAGJA kita bisa meneganalisis meggunakan kekuatan semua aset dan kemampuan setiap warga sekolah. Dengan menggunakan semua kelebihan yang dimiliki oleh sekolah maka kita akan bisa memaksimalkan segala rencana atau program yang direncanakan karena seperti yang dijelaskan sebelumnya di atas bahwa Inquiri Apresiatif (IA) lebih mengedepankan aspek kolaboratif bukannya individu sehingga setiap ide-ide dan kemampuan para warga sekolah bisa digunakan dan dioptimalkan dengan baik.
Pendekatan Kolaboratif
Dengan pendekatan Kolaboratif diharapkan mampu mengembangkan kerjasama dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang memiliki pemikiran yang kreatif dan inovatif. Dengan pendekatan yang kolaboratif, diharapkan setiap individu dalam kelompok berani menunjukkan kemampuan terbaiknya dengan tujuan agar mampu mengembangkkan komunitas dan juga pribadi ke arah yang lebih baik.
Berikut adalah contoh Pendekatan Ukuiri Apresiatif dengan menggunakan Tahapan "BAGJA"
Buat Pertanyaan Utama | Tindakan |
Media pembelajaran apa yang bisa dipakai agar mampu menarik minat dan semangat siswa SMPN 16 dalam mengikuti pembelajaran Daring? | Mempelajari berbagai aplikasi-aplikasi intraktif guna mendukung pembelajaran Daring Seperti Kahoot, Canva, Padlet,Jamboard, Wordwall, Quizzizz dan lain-lain.
|
Apakah Siswa-siswi SMPN 16 Kupang masih mengenal, mengetahui serta mengapresiasi tarian dan musik tradisional daerah Nusa Tenggara Timur? | Mengajak para peserta didik untuk menjaga budaya tarian dan musik tradisional NTT dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan selanjutnya akan dipentaskan di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah |
Ambil Pelajaran | Tindakan |
Apakah dengan menggunakan aplikasi-aplikasi intraktif Seperti Kahoot, Canva, Padlet,Jamboard, Wordwall, Quizzizz dan lain-lain bisa menigkatkan semangat siswa-siswi dalam mengikuti pembelajaran daring | Meminta Umpan balik dari siswa tentang penggunaan aplikasi-aplikasi interaktif tersebut. |
Apakah dengan dengan memberikan latihan tarian-tarian dan musik tradisional NTT mampu membuat membuat siswa mengaprsiasi dan melestarikan kebudayaan tarian dan musik tradisional mereka? | Memberikan penguatan dan informasi tentang dampak positif dalam melestarikan kebudayaan asli daerah seperti tarian dan musik tradisional. |
Gali Mimpi | Tindakan |
Bisakah aplikasi-aplikasi interaktif yang dipakai mampu dugunakan oleh para peserta didik kedepannya? | Mengajarkan kepada para peserta didik cara menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut guna mendukung kemampuan mereka dalam pengembangan diri untuk melek terhadap hal-hal yang baru. Mampu secara individu maupun kelompok mengerjakan projek yang diberikan dengan aplikasi-aplikasi yang telah diajarkan. |
Bisakah Siswa-siswi menjaga serta melestarikan kebudayaan daerah NTT khusunya tarian-tarian dan musik tradisional NTT? | Memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk mempraktekkan tarian-tarian tradisional NTT dan juga memberikan kesempatan untuk mengikuti lomba-lomba tarian-tarian tradisional baik dalm lingkup sekolah maupun lingkup yang lebih luas. |
Jabarkan Rencana | Tindakan |
Apa yang bisa digunakan untuk menyukseskan rencana-rencana tersebut?
| Meminta dukungan kepala sekolah agar mendapatkan ijin untuk menggunakan lap Komputer sehingga siswa-siswi bisa mengoperasikan aplikasi-aplikasi tersebut secara langsung. Karena hal yang paling baik dari mempelajari hal-hal baru adalah mempraktekannya secara langsung. |
Apa yang bisa digunakan untuk menyukseskan rencana-rencana tersebut? | Membuka kembali sanggar seni sekolah! Mengadakan lomba-lomba tarian tradisional antar kelas! Meminta dukungan Kepala Sekolah dan unsur terkait untuk pengadaan alat-alat musik dan pakaian tradisional NTT. |
Atur eksekusi | Tindakan |
Siapa yang akan menyukseskan, mengawasi, memonitor dan mengevaluasi terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut?
| Para Siswa, rekan guru dan Kepala Sekolah yang akan mengawasi, memonitor dan mengevaluasi kegiatan. |
Apa Indikator keberhasilan dari kegiatan yang dibuat? | Indikator ketercapaian keberhasialan dilihat dari keaktifan siswa mengikuti pembelajaran, mengerjakan tugas dan projeck yang dihasilkan dan juga aktif mengikuti kegiatan ekstrakulikuler seni tari dan musik. |
Comments