Contoh Jawaban 13-16 Modul 2.2.a.4.1.c.
Eksplorasi Konsep -
Kasus 3
Pendidikan Guru Penggerak
Saat mempelajari proposal acara 17 Agustus di antara jam mengajar dan mengoreksi pekerjaan murid-murid, Bapak Eling menyadari salah seorang murid kelas 10 yang berprestasi dalam kejuaraan renang tidak mengumpulkan tugasnya. Pak Eling memanggil murid tersebut. Murid tersebut mengungkapkan pada Bapak Eling bahwa dia sebenarnya merasakan lelah dan mengantuk saat berada di dalam kelas maupun di rumah karena latihan keras menjelang kejuaraan bulan depan. Bapak Eling menilai, seharusnya murid tersebut bekerja lebih keras sebagai konsekuensi dari pilihannya menjadi murid atlet.
Jawablah pertanyaan berikut.
Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas.
Apa kompetensi sosial dan emosional yang diperlukan Bapak Eling dalam menghadapi masalah tersebut? Jelaskan jawaban Anda. (Hubungkan dengan kerangka atau panduan yang ada di artikel-artikel yang telah dibaca sebelumnya)
Seandainya Anda adalah Bapak Eling, apa yang akan Anda lakukan?
Contoh Jawaban 13
1. Bapak Eling mengalami stres karena beban pekerjaannya yang menumpuk, ini membuat Bapak Eling tidak dapat mengontrol stresnya dan melampiaskannya pada murid tersebut tanpa mempedulikan perasaan dan keadaan murid tersebut.
2. Dengan melakukan teknik STOP. Bapak Eling berada dalam kondisi rileks sehingga membantunya untuk lebih mudah mencerna dan tetap tenang menanggapi keadaan murid tersebut tanpa penghakiman. Sehingga murid tersebut dapat tenang menghadapi jadwal latihannya yang padat dan tidak mengabaikan kewajiban akademiknya sebagai seorang murid dan murid tersebut akan merasa jauh lebih baik karena adanya dukungan dan semangat dari Bapak Eling.
3. Memanggil murid tersebut dan berusaha menjadi pendengar yang baik serta memberikan motivasi dan mencari solusi bersama agar tercipta rasa tanggung jawab baik sebagai seorang atlet dan sebagai seorang murid.
Contoh Jawaban 14
Pak Eling, yang sedang bermasalah dengan dirinya sendiri dimana mengalami kecemasan dan sters karena kondisi kesehatannya dan beban tanggung jawab sebagai ketua panitia perayaan 17 Agustus yang menyita perhatiannya di tambah dengan harus tetap melaksanakan tugas utamanya sebagai guru maka ketika ada murid yang tidak mengerjalkan tugas reaksi negatif dari pak Eling muncul. Pasti beliau sama seperti kebanyakan kita bahwa kita saja juga ada sibuk banyak kerjaan namun kita masih sempat mengerjakan tugas utama kita.
Maka kita secara tidak sadar akibat salah mengelola emosi kita mengharapkan orang juga bisa merasakan tekanan seperti yang kita rasakan. Sama seperti reaksi pak Eling yang secara tidak sadar menyalurkan perasaan negatifnya kepada muridnya tersebut.
2. Jika di awal Pak Eling fokus pada kompetensi kesadaran dan pengelolaan diri, maka di kasus ketiga ini, pak Eling mulai menyentuh ranah lingkungan sosial di sekitarnya.Saat pak Eling sudah mampu mengenali, memahami serta mengelola dirinya sendiri, dia dapat mulai melihat orang lain secara obyektif. Setelah pak Eling menyadari ada perasaan marah karena tidak dihargai, atau menyadari kewalahannya sendiri, dia mulai dapat menempatkan diri pada posisi orang lain. Seperti pada murid atlet yang sedang mengalami stres karena jadwal latihan yang sangat padat, sekaligus tuntutan akademik yang tidak ringan.
Saat si murid bercerita,maka seluruh indera pak Eling pun tercurah pada situasi saat itu. Mata, telinga, seluruh tubuh pak Eling memang sedang berhadapan dengan si murid atlet yang sedang menceritakan masalahnya.
Dengan melakukan teknik STOP, Bapak Eling berada dalam kondisi rileks sehingga membantunya untuk lebih mudah mencerna dan tetap tenang menanggapi tanpa penghakiman.
Si murid atlet mungkin akan tetap menghadapi jadwal latihannya yang padat ditambah tuntutan akademik yang tidak ringan, tetapi dia akan merasa jauh lebih baik menyadari ada Bapak Eling yang mau betul-betul mendengarkan. Saat murid diterima secara penuh, maka dia pun akan belajar untuk menerima dan memahami orang lain dengan lebih mudah.
Murid tersebut belajar bagaimana menanggapi secara positif masalah orang lain melalui pengalamannya bersama pak Eling. Tanpa sadarpak Eling sedang mengajarkan keterampilan berempati dengan cara mencontohkannya langsung.
3. Pada kasus ini saya beda dengan pak Eling, saya akan berempati pada murid tersebut dan walau ada rasa kesal saya akan bisa memahaminya dan memintanya untuk nanti mengerjakan dan mengumpulkan pada waktuyang lain.
Contoh Jawaban 15
Yang dihadapi Pak Eling adalah capek lelah dan stress. Sehingga Pak Eling berpikir dan berusaha lebih berpikir dan berusaha lebih cepat dan keras sehingga dapat menjawab tantangan hidup sehari- hari dikarenakan melakukan tugas yang begitu banyak. Sehingga sikap yang dilakukan Pak Eling bisa mengancam dirinya.
Yang perlu dilakukan Pak Eling adalah mempraktikkan kesadaran penuh, dengan merasakan dan mengenali lebih jelas emosi yang dihadapi dan dapat memberikan nama terhadap emosinya seperti saya marah, saya kecewa saya sedih, saya kecewa.dan pada kasus ini bisa disebutkan ekspresi kewalahan yang tak lain adalah emosi takut Penerapan yang bisa dilakukan oleh Pak Eling adalah
Stop/ Berhenti. Pak Eling berhenti dulu melakukan kegiatan . melakukan relaksasi di tempat yang sunyi
Take a deep Breath/ Tarik nafas dalam. Sadari napas masuk, sadari napas keluar. Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar
Observe/ Amati. Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda? Amati perut yang mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes saat Anda membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda lakukan.
Proceed/ Lanjutkan. Latihan selesai. Silahkan lanjutkan kembali aktivitas Anda dengan perasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan sikap yang lebih positi
3. senadainya saya adalah pak eling yang saya lakukan adalah : saya memanggil siswa tersebut dan mendengarkan laporannya, kemudian memberikan motifasi dan memberikan kesempatan pada siswa tersebut untuk bisa membagi waktu
Contoh Jawaban 16
1. Permasalahan: di awal, saat Bapak Eling juga sedang stres dengan jadwal dan tuntutan perannya sendiri, menjadi sangat sulit baginya untuk bisa paham dengan situasi murid atlet ini. Alih-alih bersikap obyektif terhadap situasi si murid atlet, Bapak Eling akan cenderung bersikap subyektif. Dia melihat permasalahan murid atlet ini dari kacamatanya sendiri, dan bukannya melihat dari situasi dan kondisi murid. Padahal murid atlet yang sedang mengalami stres karena jadwal latihan yang sangat padat, sekaligus tuntutan akademik yang tidak ringan.
2. Penerapan kompetensi kesadaran sosial (empati): pada kasus Bapak Eling , pada saat dia sedang memanggil murid atlet karena tidak mengumpulkan tugas, maka di saat itu, di tempat itu, situasi yang sesungguhnya sedang berlangsung. Bapak Eling dapat mengesampingkan sejenak situasi kelas, atau masalah dalam kepanitiaan. Bapak Eling dengan kesadaran penuh betul-betul sadar dan fokus pada situasi si murid (mindfulness). Dia dapat mulai memahami situasi yang dihadapi si murid (menunjukkan empati). Saat si murid bercerita, maka seluruh indera Bapak Eling pun tercurah pada situasi saat itu. Mata, telinga, seluruh tubuh Bapak Eling memang sedang berhadapan dengan si murid atlet yang sedang menceritakan masalahnya. Dengan melakukan teknik STOP, Bapak Eling berada dalam kondisi rileks sehingga membantunya untuk lebih mudah mencerna dan tetap tenang menanggapi tanpa penghakiman. Si murid atlet mungkin akan tetap menghadapi jadwal latihannya yang padat ditambah tuntutan akademik yang tidak ringan, tetapi dia akan merasa jauh lebih baik menyadari ada Bapak Eling yang mau betul-betul mendengarkan. Keterampilan berempati merupakan keterampilan yang membantu seseorang memiliki hubungan yang hangat dan lebih positif dengan orang lain. Mengapa? Karena empati mengarahkan kita untuk mengurangi fokus hanya ke diri sendiri, melainkan juga belajar merespon orang lain dengan cara yang lebih informatif dan penuh afeksi ke orang lain sehingga lingkungan yang inklusif akan terbentuk.
3. Tidak akan mengerjakan tugas lain ketika ada di kelas bersama murid sehingga tidak mengacaukan fokus dalam proses KBM.Dalam menghadapi situasi seperti yang dialami Bapak Eling,,saya akan berusaha menjadi pendengar yang baik dan memberi motivasi kepada murid tersebut karena dengan berempati kita mengarahkan untuk mengurangi fokus hanya ke diri sendiri, melainkan juga belajar merespon orang lain dengan cara yang lebih informatif dan penuh afeksi ke orang lain sehingga lingkungan yang inklusif akan terbentuk.
Commenti