top of page

Contoh Jawaban (2) Modul 1.4.a.9. Koneksi Antar Materi - Budaya Positif Pendidikan Guru Penggerak

Pada Modul 1.1 Mengenai Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Pendidik pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak. agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Ki Hadjar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Semboyan Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah "Ing ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo mangun karso, Tut wuri handayani.


Pada Modul 1.2 Mengenai Peran dan Nilai Guru Penggerak.

Guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila memiliki nilai-nilai sebagai berikut yaitu :

 Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

 Mandiri

 Bernalar kritis

 Kebinekaan global

 Bergotong Royong

 Kreatif

Nilai guru pengerak yaitu :

 Inovatif,

 Mandiri,

 Kolaboratif, reflektif, dan berpihak pada murid


sedangakan Perannya adalah :

1. Menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya

2. Menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah

3. Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah

4. Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

5. Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah.


Modul 1.3. Visi Guru Penggerak

Paradigma mengaplikasikan Inquiry Apresiatif melalui tahapan BAGJA.


Pembelajaran yang menyenangkan, saling menghargai, toleransi, bahagia dan nyaman, diskusi kelas, refleksi diri, meotivasi instrinsik, menggali kekuatan, keterbukaan, apersepsi yg menyenangkan, semangat, berfikir positif, berkolaborasi, mendengarkan pendapat siswa, disiplin, tidak monoton, suasana kelas hidup, menggali potensi yang maksimal.


Dalam proses "menuntun", anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang pamong' dapat memberikan 'tuntunan' agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.


Dengan melatih dan mengeksplorasi paradigma atau penemuan konsep diri berbasis kekuatan yang ada pada diri akan mudah mengaktualisasi potensi sekolah. IA dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan.


Manajemen perubahan yang menggunakan paradigma IA salah satunya adalah BAGJA (Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi bersama, Jabarkan rencana, Atur eksekusi). Melibatkan semua pemangku kepentingan, implementasi IA akan lebih efektif. IA dengan memberdayakan potensi yang ada dengan metode BAGJA. Dengan BAGJA analisis potensi dan visi lebih terarah.


Modul 1.4. Budaya Positif Menurut Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan adalah pembudayaan buah budi manusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan kodrat zaman atau masyarakat.


Dalam hal ini Ki Hadjar membedakan antara pengajaran dan pendidikan. Dalam mewujudkan budaya positif peran guru di kelas adalah membuat kesepakatan kelas bersama murid guna mencapai visi sekolah. Dalam hal membuat kesepakatan kelas guru senantiasa menegaskan budaya positif yang disepakati dan menjauhkan hukuman ataupun Pemberian hadiah sebagai bujukan untuk membiasakan budaya positif. Hasil kesepakatan kelas dapat ditempel di sudut ruang agar dapat dilihat oleh seluruh murid jika budaya positif telah menjadi pembiasaan bagi seluruh warga sekolah niscaya visi sekolah tercapai dan semua warga sekolah akan merasakan Kemerdekaan dan Kebahagiaan.


Tindakan Aksi Nyata

Menanamkan Dan Membiasakan Budaya Positif Dengan Keyakinan Kelas Dalam Proses Pembelajaran Di sekolah.

A. Latar Belakang


Untuk membangun budaya yang positif sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif aman dan nyaman agar murid-murid mampu berpikir bertindak dan mencipta dengan Merdeka Mandiri dan bertanggung jawab.


Faktanya kebanyakan lingkungan sekolah belum memberikan keleluasaan kepada murid-muridnya dan masih terkenal dengan budaya negatif. Yaitu anak menjalankan peraturan sekolah karena rasa takut dihukum dan dikucilkan. Akibatnya murid melakukan kebaikan hanya pada saat disekolah atau hanya pada saat di depan orang lain dan bukan karena kesadaran dan kemauan pribadi


B. Tujuan

1. Menumbuhkan Budaya Positif dengan Keyakinan Kelas

2. Menumbuhkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila pada diri murid

3. Mengintegrasikan dan membiasakan Murid secara sadar menerapkan Nilai-Nilai Profil Pelajar Pancasila dalam kehidupannya di luar lingkungan kelas

C. Tolak Ukur

1. Murid dapat membuat Keyakinan Kelas yang dipasang di dinding kelas

2. Murid dapat mengaplikasikan Nilai-Nilai Profil Pelajar Pancasila secara sadar dan kontinyu dalam proses belajar

3. Murid dalam berinteraksi secara sadar menerapkan Nilai-Nilai Profil Pelajar Pancasila dalam kehidupannya di luar lingkungan kelas


D. Linimasa Tindakan Yang Dilakukan

Adapun langka-langkah yang akan dilakukan :

1. Sosialisasi kepada seluruh warga sekolah meliputi kepala sekolah guru peserta didik dan tenaga kependidikan terkait Budaya Positif, Keyakinan Kelas dan Profil Pelajar Pancasila

2. Guru menjelaskan tentang pengertian dan pentingnya Keyakinan kelas

3. Guru memfasilitasi murid untuk membuat keyakinan kelas

4. Keyakinan kelas yang telah disepakati selanjutnya ditandatangani seluruh warga kelas dan dipasang di dinding kelas

5. Sosialisasi kepada seluruh mahasiswa keguruan dan pendidikan yang sedang melakukan kegiatan pelatihan pengalaman Lapangan di Sekolah

6. Mendokumentasikan Setiap kegiatan yang menumbuhkan mencerminkan dan membiasakan Budaya Positif dengan menanamkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila.


E. Dukungan Yang dibutuhkan

1. Orang tua dirumah dalam membiasakan budaya positif

2. Warga sekolah sebagai role model atau teladan bagi murid dalam menanamkan budaya positif

3. Seluruh warga sekolah berkolaborasi bergotong-royong dan bergerak bersinergi dalam menciptakan serta membiasakan budaya positif di sekolah

Comments


Komentar

Share Your ThoughtsBe the first to write a comment.
bottom of page