top of page

Contoh Jawaban 2 dan 3 Modul 1.1.a.9. Koneksi Antar Materi

Contoh Jawaban 2 Modul 1.1.a.9.

Koneksi Antar Materi Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran KHD

Kesimpulan dan penjelasan mengenai pemikiran-pemikiran Ki

Hadjar Dewantara yang saya pelajari dalam modul ini.


Refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang saya peroleh dalam modul ini dan perubahan diri yang saya alami dan akan saya praktikan di sekolah dan kelas saya.


Kontruksi proses pembelajaran dan suasana kelas yang mencerminkan pemikiran KH Dewantara secara konkret sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di kelas dan sekolah saya.

Anak harus dituntun untuk berkembang seuai dengan segala kodrat pada anak


Guru sesungguhnya bukanlah “pengajar” dan satu-satunya sumber belajar anak, tetapi guru harus menempatkan diri sebagai fasilitator, mediator pembelajaran.


Guru menjadi teladan dalam bersikap seharihari. Guru adalah Pribadi yang digugu dan ditiru anak. Digugu memiliki arti dipercaya atau dipatuhi, sedangkan ditiru berarti diikuti atau diteladani.


Refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang saya peroleh dalam modul ini dan perubahan diri yang saya alami dan akan saya praktikan di sekolah dan kelas saya.


Selama ini yang saya lakukan dalam pembelajaran adalah saya lebih dominan melakukan pembelajaran dengan menuntut siswa untuk bisa mengetahui dan memahami materi pelajaran yang saya ajarkan dan mengharapkan siswa bisa mendapat nilai yang baik dan tuntas sesuai |kriteria ketuntasan minimum mata pelajaran


Saya menyadari bahwa siswa terlahir dengan kodratnya masing-masing dan tugas saya adalah membimbing dan menuntun siswa untuk bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa dengan memberikan merdekaan/ kebebas menggali berbagai pengetahuan dan ketrampilan untuk bisa hidup sebagai pribadi yang tangguh di masa yang akan datang.


Proses pembelajaran yang harus saya lakukan agar suasana kelas mencerminkan pemikiran KH Dewantara secara konkret sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di kelas dan sekolah saya


Saya tidak lagi mendikte dan menuntut anak untuk menguasai materi pelajaran yang saya ajarkan tetapi saya akan menuntun dan memberikan kebebasan kepada anak untuk belajar dan menggali berbagai pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi anak.


Saya siap merubah pola pendekatan saya bersama orang tua anak. Saya harus melibatkan orang tua siswa dan bergandeng tangan dalam proses pembimbingan anak. Merubah budaya tuan atas anak menjadi hamba anak.


Contoh Jawaban 3 Modul 1.1.a.9.

Koneksi Antar Materi Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Pemahaman saya tentang pemikiran KI Hajar Dewantara selama ini hanyalah sebatas mengetahui bahwa beliau adalah bapak pendidikan Indonesia dan pendiri sekolah Taman Siswa dengan tiga semboyannya yang terkenal yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wutri Handayani.


Pemikiran saya tentang murid sebelum saya mengenal dan memahami ajaran filosofis Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan adalah bahwa anak/ murid itu harus belajar dengan tertib agar mereka bisa lulus ujian dan mencapai target ketuntasan belajar minimal. Saya bahkan cenderung menuntut mereka untuk memenuhi kriteria ketuntasan belajar minimal sesuai standar yang telah ditetapkan di sekolah . Dalam hal ini saya berpikir bahwa saya sudah melaksanakan tugas saya yaitu menuntun anak agar dapat belajar dan memenuhi target kurikulum. Dan saya mengamini bahwa jika anak sudah mencapai atau melampaui target ketutasan belajar minimal artinya sudah berhasil dalam belajar.


Setelah mempelajari dan memahami modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara, saya menyadari bahwa banyak hal yang saya lakukan selama ini dalam hal mendidik anak, masih jauh dari konsep filosofis pendidikan menurut beliau. Menurut KI Hajar Dewantara bahwa tujuan Pendidikan adalah menuntun anak sesuai dengan kodratnya agar mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.


Untuk dapat menuntun anak agar meraih selamat dan bahagia, sebagai guru kita perlu mengetahui kodrat keadaan yang dimiliki anak yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Mengetahui kodrat alam berarti, perlu dipahami bahwa anak adalah makhluk ciptaan Tuhan yang hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri. Maksudnya adalah setiap anak memiliki ciri khas tersendiri, kebutuhannya tersendiri, dan kecenderungannya. Anak ibaratnya kertas putih namun tidak polos karena sudah ada tulisan yang masih samar-samar.


Tulisan samar di atas kertas putih ini terdiri dari hal yang baik ada pula hal yang kurang baik. Tugas guru adalah menuntun anak –anak ini agar hal-hal baik bisa nampak dan hal yang kurang baik semakin buram karena telah ditutupi hal –hal yang baik. Merujuk kepada kodrat zaman, kita tahu bahwa saat ini bangsa kita sedang menghadapi revolusi industri 4.0 yakni percepatan revolusi teknologi dan anak-anak kitapun saat ini sedang berada di era ini. Percepatan arus informasi dan teknologi tidak dapat dihindari. Maka kita sebagai pendidik harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi sehingga dapat menuntun anak di era ini kearah yang baik.


Setelah memahami kodrat keadaan anak, maka guru harus merancang suatu pembelajaran yang berpusat pada anak. Artinya segala rancangan yang dibuat dalam pendidikan tersebut semata-mata hanya mempertimbangkan segala kebaikan bagi murid. Disini prinsip merdeka belajar perlu dijunjung tinggi sehingga anak –anak bebas mengeksplorasi segala potensi yang ada pada dirinya.


Yang akan saya lakukan adalah melaksanakan pembelajaran yang sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk melahirkan manusia yang memiliki Budi Pekerti luhur yang ditunjukan melalui profil pelajar Pancasila yakni, Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Untuk mencapai semua hal itu maka dapat saya lakukan dengan cara:

1. Mengenal kodrat setiap anak di kelas saya, termasuk lingkungan dan budaya dimana mereka tinggal.

2. Saya ingin mendekatkan diri pada anak, agar mereka dapat belajar tanpa rasa sungkan.

3. Berkolaborasi dengan orang tua/wali anak sehingga dapat menuntunnya sesuai kodrat dan kebutuhannya.

4. Berkolaborasi dengan rekan sejawat agar dapat melalayai murid dengan lebih baik.

Kesimpulan

Pendidikan dilakukan dengan proses yang menyenangkan dan berpusat pada anak sehingga anak dapat merasakan merdeka belajar dengan menjunjung nilai kemanusiaan dan nilai kebudayaan yang diwujudkan melalui olah cipta, olah rasa dan olah karsa yang tercermin dalam Profil Pelajar Pancasila.

Comments


Komentar

Share Your ThoughtsBe the first to write a comment.
bottom of page