Menurut Rokeach (dalam Hari, Abdul H. 2015), nilai merupakan keyakinan sebagai standar yang mengarahkan perbuatan dan standar pengambilan keputusan terhadap objek atau situasi yang sifatnya sangat spesifik. Kehadiran nilai dalam diri seseorang dapat berfungsi sebagai standar bagi seseorang dalam mengambil posisi khusus dalam suatu masalah, sebagai bahan evaluasi dalam membuat keputusan, bahkan hingga berfungsi sebagai motivasi dalam mengarahkan tingkah laku individu dalam kehidupan sehari hari. Maka seorang guru penggerak haruslah memahami dan menjiwai nilai nilai dari guru penggerak itu sendiri untuk menjalankan perannya sebagai seorang guru penggerak. Kelima nilai dari Guru Penggerak adalah Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta berpihak pada Murid. Mandiri berarti seorang guru penggerak mampu senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya. Muncul dari diri sendiri.
Mampu memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan baik untuk lingkungan sekitarnya ataupun pada dirinya sendiri. Seorang guru penggerak termotivasi untuk mengembangkan dirinya tanpa harus menunggu adanya pelatihan dari sekolah ataupun dinas.
Reflektif, berarti seorang guru penggerak mampu senantiasa merefleksikan dan memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya. Baik yang terjadi pada dirinya sendiri maupun orang lain. Mampu membuka diri terhadap pengalaman yang baru dilaluinya. Melakukan aksi perbaikan yang bisa dilakukan. Terkait dengan nilai reflektif ini.
Kolaboratif, berarti seorang guru penggerak mampu senantiasa membangun hubungan kerja yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan yang berada di luar sekolah seperti orang tua murid.
Inovatif, seorang guru penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan– gagasan baru dan tepat guna terkait situasi tertentu ataupun permasalahan tertentu.
Berpihak pada murid, dimana seorang guru penggerak selalu bergerak dengan mengutamakan perkembangan murid sebagai acuan utama. Segala keputusan yang diambil oleh seorang guru penggerak didasari pembelajaran murid terlebih dahulu, bukan dirinya sendiri. Segala hal yang dilakukan harus tertuju pada perkembangan murid, bukan pada pemuasan diri kita sendiri.
Seorang guru penggerak memilki 5 peran penting yaitu menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru dan mewujudkan kepemimpinan murid. Selain peran, adapun tugas guru yang salah satunya adalah mewujudkan profil pelajar Pancasila. Oleh karena itu, peran guru penggerak sangatlah menentukan suksesnya program merdeka belajar dan mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Pertama, Sebagai pemimpin pembelajaran, yang mendorong wellbeing ekosistem pendidikan di sekolah. Guru penggerak harus mampu berperan sebagai pemimpin yang berorintasi pada murid demi tumbuh kembang pelajar profil pancasila.
Kedua, menggerakkan komunitas praktisi. Guru penggerak haruslah menggerakkan komunitas praktik dan belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya demi mewujudkan kualitas pembelajaran yang tentunya akan berdampak juga pada perwujudan pelajar profil Pancasila.
Ketiga, menjadi coach bagi guru lain, seorang guru penggerak harus mampu merefleksikan hasil pengalamannya sendiri serta guru lain untuk dijadikan poin peningkatan untuk pembelajaran dan ikut memantau perkembangan dari rekan guru lainnya demi terwujudnya merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila.
Keempat, mendorong kolaborasi antar guru, guru penggerak harus membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan di luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar demi terwujudnya profil pelajar Pancasila.
Kelima, mewujudkan kepemimpinan, guru penggerak harus mampu mendorong peningkatan kemandirian dan kepemimpinan murid, mambantu murid untuk mandiri yang menjadi salah satu ciri profil pelajar
Ki Hadjar Dewantara menegaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu : “Menuntun segala kodrat yang ada pada anak anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, guru hanyalah dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak anak agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”.
Dalam proses “menuntun”, anak perlu diberikan kebebasan dalam belajar serta berpikir namun guru sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’, dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Pendidikan anak sejatinya menuntun anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Dimana, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki keterampilan abad 21.
Menurut KHD : “Pendidikan adalah tempat persemaian benih benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Dengan maksud agar segala unsur peradaban dan kebudayaan dapat tumbuh dengan sebaik baiknya. Dan dapat kita teruskan ke anak cucu kita yang akan datang”.
Guru sejatinya menjadikan Profil Pelajar Pancasila sebagai pegangan dalam membangun karakter anak di ruang belajar yang lebih kecil. Anak bangsa yang 6 dimensi pembentuknya terbangun utuh :
1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana murid tersebut mengamalkan nilai nilai agama dan kepercayaannya sebagai bentuk religiusitasnya.
2) Mandiri, mampu mengelola pikiran, perasaan dan tindakan untuk mencapai tujuan pribadinya maupun tujuan bersama,
3) Bergotongroyong, mampu berkolaborasi dengan orang lain serta proaktif mengupayakan pencapaian kesejahteraan dan kebahagiaan kelompoknya,
4) Berkebhinekaan global, memiliki identitas diri yang matang dan mampu menunjukkan dirinya sebagai representasi budaya luhur bangsanya serta terbuka terhadap keberagaman budaya daerah, nasional dan global,
5) Bernalar kritis, mampu menggunakan kemampuan nalar dirinya untuk memproses informasi, mengevaluasi hingga menghasilkan keputusan yang tepat untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapinya,
6) Kreatif, mampu memodifikasi, menghasilkan sesuatu yang orisinil, bermakna, bermanfaat dan bermanfaat untuk mengatasu berbagai persoalan. Keenam dimensi ini perlu dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Apabila satu dimensi ditiadakan, maka profil ini akan menjadi tidak bermakna.
Dalam usaha mewujudkan Profil Pelajar Pancasia ini, tentunya perlu peran pendidik untuk menuntun anak serta menumbuhkan berbagai karakter/nilai yang dijabarkan. Peran pendidik yang pertama dalam kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila ini adalah mengenali dan menjalankan profil ini terlebih dahulu.
Yang dapat dilakukan untuk menguatkan peran dan nilai guru penggerak antara lain :
Menentukan tujuan perubahan yang ingin dicapai dan dampak dari perubahan tersebut
Rutin mengembangkan diri untuk kemudian berbagi dengan rekan sejawat
Rayakan keberhasilan dalam setiap pencapaian agar memotivasi diri kita untuk mencapai tujuan berikutmya
Selalu merefleksikan diri dan melakukan aksi perbaikan
Membangun hubungan kerja yang positif terhadap seluruh pemangku kepentingan yang berada di lingkungan sekolah (Kepala sekolah, rekan sejawat) maupun luar sekolah (orang tua murid dan komunitas)
Mengevaluasi masalah dan segera mencari gagasan untuk memecahkan masalah tersebut
Melihat potensi yang ada di sekitar (baik dari guru lain, murid, kepala sekolah, orang tua murid, komunitas lain) untuk mendukung ide demi menguatkan pembelajaran murid
Adapun pihak pihak yang dapat membantu guru penggerak dalam mencapai gambaran dirinya antara lain :
1) Kepala sekolah
Yang berperan untuk menggerakkan komunitas yang ada di sekolah. Selain itu berkolaborasi dengan Kepala sekolah dalam hal ini sabagai penanggung jawab dalam menyusun visi dan misi sekolah yang berpusat dan berpihak pada murid dari hasil refleksi hasil proses pembelajaran
2) Rekan Guru
Membantu mewujudkan pembelajaran yang berpusat dan berpihak pada murid dan inovatif dalam mewujudkan merdeka belajar yang pada akhirnya melahirkan Profil Pelajar Pancasila
3) Orang Tua/Wali Murid
Membantu Guru dalam mewujudkan merdeka belajar yang pada akhirnya terbentuklah Profil Pelajar Pancasila
4) Murid
Menjadi teman belajar bagi Guru Penggerak
Comentarios