top of page

Contoh Jawaban (5) Modul 1.4.a.9. Koneksi Antar Materi - Budaya Positif Pendidikan Guru Penggerak

Hubungan Filosofi Pendidikan KHD dengan penerapan budaya positif di sekolah

Filosofi Pendidikan KHD mengutamakan budaya menuntun dalam usaha mencapai tujuannya, yaitu membentuk Profil Pelajar Pancasila. Dalam menerapkan budaya menuntun inilah budaya – budaya positif diinternalisasi dalam diri siswa.


Salah satu gagasan yang sangat cemerlang dalam usaha membentuk Profil Pelajar Pancasila adalah Membangun Keyakinan Kelas. Pilihan antara keyakinan kelas dan bukan aturan kelas merupakan salah satu bentuk keberpihakan pendidikan terhadap kebutuhan anak (pendidikan yang berpihak pada siswa). Gagasan – gagasan disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi control, segitiga restitusi adalah kelengkapan – kelengkapan yang sangat baik untuk membangun budaya positif.


Sebagai guru Penggerak maka peran yang harus dimainkan dalam melakukan praktik Segitiga Restitusi adalah mengambil posisi sebagai manager. Gagasan ini juga dapat diterapkan dalam membangun, menumbuhkembangkan dan merawat komunitas praktisi.


Membuat keyakinan kelas dengan melibatkan siswa adalah salah satu upaya untuk menginternalisasi nilai – nilai kebajikan dalam diri siswa dalam membentuk karakternya dan juga dalam usaha mencapai tujuan sebagaimana yang telah tertuang dalam Visi Murid Impian. Nilai – nilai kebajikan bukan dipaksakan namun ditawarkan dengan pola menuntun agar siswa dapat menentukan pilihannya sendiri secara bertanggung jawab. Dalam menerapkan budayabudaya positif guru tidak boleh memaksakan keinginannya untuk diikuti siswa, namun yang dilakukan adalah berusaha memahami kebutuhan anak dan menggali motivasi perilakunya dengan maksud untuk mempertahankan hubungan yang baik antara guru dan siswa. Source • Centers for Disease Control and Prevention (cdc.gov) Filosofi Pendidikan KHD mengutamakan budaya menuntun dalam usaha mencapai tujuannya, yaitu membentuk Profil Pelajar Pancasila.


Dalam menerapkan budaya menuntun inilah budaya – budaya positif diinternalisasi dalam diri siswa. Salah satu gagasan yang sangat cemerlang dalam usaha membentuk Profil Pelajar Pancasila adalah Membangun Keyakinan Kelas. Pilihan antara keyakinan kelas dan bukan aturan kelas merupakan salah satu bentuk keberpihakan pendidikan terhadap kebutuhan anak (pendidikan yang berpihak pada siswa). Gagasan – gagasan disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi control, segitiga restitusi adalah kelengkapan – kelengkapan yang sangat baik untuk membangun budaya positif. Hubungan Filosofi Pendidikan KHD dengan penerapan budaya positif di sekolah Membuat keyakinan kelas juga dapat dijadikan sebagai wadah untuk membangun dan menggali kekuatan-kekuatan positif dalam diri siswa dengan menggunakan model Inquiri Apresiatif (IA).


Mengambil posisi control guru dengan tidak memberi hukuman kepada siswa yang melakukan pelanggaran namun melakukan langkah – langkah restitusi adalah tindakan konkrit model Inquiri Apresiatif (IA), dimana guru menggali alasan dan motivasi siswa melakukan pelanggaran lalu memberi tawaran kepada siswa untuk melakukan pilihan dan menemukan solusi sendiri. Menurut hemat saya tindakan ini adalah salah satu cara untuk memberikan penghargaan dan rasa hormat kepada siswa. Selain itu, dengan berprinsip bahwa semua perilaku ada tujuannya maka pelanggaran siswa tidak dianggap sebagai penghambat perubahan, namun dengan memahami kebutuhan dan motivasinya untuk melakukan suatu tindakan serta dengan mengambil langkah restitusi. Itulah langkah konkrit dari penerapan model Inquiri Apresiatif (IA).

Membangun Keyakinan kelas dan bukan aturan adalah adalah gagasan baru bagi saya. Saya sangat tertarik untuk mencoba menerapkannya bagi siswa saya

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA

JUDUL MODUL : KEYAKINAN KELAS NAMA PESERTA


Latar belakang

Membangun keyakinan kelas dan menyepakati nilai – nilai kebajikan yang ingin dikembangkan dalam kelas, juga dapat dijadikan sebagai wadah untuk membangun dan menggali kekuatan-kekuatan positif dalam diri siswa dengan menggunakan model Inquiri Apresiatif (IA).


Mengambil posisi control guru dengan tidak memberi hukuman kepada siswa yang melakukan pelanggaran namun melakukan langkah – langkah restitusi adalah tindakan konkrit model Inquiri Apresiatif (IA), dimana guru menggali alasan dan motivasi siswa melakukan pelanggaran lalu memberi tawaran kepada siswa untuk melakukan pilihan dan menemukan solusi sendiri.


Menurut hemat saya tindakan ini adalah salah satu cara untuk memberikan penghargaan dan rasa hormat kepada siswa. Selain itu, dengan berprinsip bahwa semua perilaku ada tujuannya maka pelanggaran siswa tidak dianggap sebagai penghambat perubahan, namun dengan memahami kebutuhan dan motivasinya untuk melakukan suatu tindakan serta dengan mengambil langkah restitusi. Itulah langkah konkrit dari penerapan model Inquiri Apresiatif (IA)


Tujuan :

  1. Murid dapat mengemukakan pendapatnya dengan menyebutkan nilai – nilai kebajikan yang hendak dicapainya.

  2. Guru dan siswa membuat suatu kesepakatan bersama tentang keyakinan kelas untuk dilaksanakan bersama-sama.

  3. Siswa dapat menginternalisasi nilai – nilai kebajikan yang menjadi keyakinan kelasnya dan menjadikan itu sebagai budaya

Tolok Ukur

  1. -Murid hadir di sekolah tepat waktu (disiplin)

  2. -Murid selalu mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa.

  3. -Murid mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai kesepakatan kelas

  4. -Murid dapat berkolaborasi dengan mudah dengan teman dan gurunya

  5. -Saling menghormati dan menghargai antara murid dengan murid dan antar murid dengan guru.

  6. -Relasi yang baik antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan gurunya


Linimasi tindakan yang akan dilakukan

  1. Memperkenalkan konsep budaya positif kepada siswa di kelas

  2. Menggali pemahaman siswa tentang nilai-nilai kebajikan.

  3. Membuat kesepakatan kelas Membangun keyakinan kelas Membuat instrument pencapaian hasil Melakukan refleksi.


Dukungan yang dibutuhkan

  1. Komunitas sekolah

  2. Kerjasama antara guru dengan orang tua murid

  3. Masyarakat

  4. Pemerintah

  5. Komunitas praktisi


Comentários


Komentar

Bagikan Pemikiran AndaJadilah yang pertama menulis komentar.
bottom of page