Ruang Kolaborasi memberikan ruang perjumpaan bagi CGP untuk bekerja sama dalam mengembangkan sebuah sebuah kerangka pembelajaran sesuai dengan pemikiran KHD yang dapat diimplementasikan pada konteks lokal (budaya) daerah asal Anda. Desain kerangka pembelajaran yang kontekstual menjadi sebuah langkah awal perubahan dan transformasi diri untuk membuat perubahan yang konkret di kelas dan sekolah Anda.
CGP akan bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 5 orang. Hasil desain kerangka pembelajaran yang sesuai dengan pemikiran KHD akan dipresentasikan di ruang diskusi virtual untuk mendapatkan tanggapan dan pertanyaan dari rekan-rekan Anda dan Instruktur.
Instruksi penugasan kelompok
Anda bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 5 orang.
Masing-masing kelompok mendiskusikan tentang:
Apa hal-hal positif yang telah anda pelajari dari pemikiran KHD yang juga anda lihat pada budaya di daerah Anda?Sepakati satu hal positif dari pemikiran KHD yang akan diterapkan di kelas/ sekolah Anda?
Hasil kerangka pembelajaran sesuai dengan pemikiran KHD dikirimkan pada kegiatan ini, dan akan dipresentasikan pada pertemuan tatap muka virtual (web Meeting).
Jawaban
Hal positif dari pemikiran Ki Hajar Dewantara yang dilihat pada budaya di daerah kami yaitu Adanya konsep budaya "menuntun" dengan membuka ruang diskusi antara guru dan murid, murid dan murid di dalam maupun di luar kelas Budaya "Menuntun" membuka ruang diskusi.
Dengan adanya budaya membuka ruang diskusi di dalam dan di luar kelas, maka ada momentum dari guru dalam memberikan kesempatan kepada peserta didik agar berani berpendapat dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas sehingga dapat memupuk keberanian peserta didik dalam menyampaikan pendapat mereka masing-masing. Selain itu, dengan budaya membuka ruang diskusi di dalam dan di luar kelas, kita sebagai pendidik hadir dalam menuntun para peserta didik agar berani dalam menyelesaikan/ menemukan opsi penyelesaian yang baru dari sebuah masalah.
Hal Positif yang kedua adalah budaya sikap saling menghargai Maksud dari sikap saling menghargai di sini adalah kita sebagai pendidik memandang anak didik kita dengan rasa hormat, serta menghargai setiap perbedaan yang ada pada setiap peserta didik
Budaya Berkompetisi Budaya berkompetisi merupakan sebuah dasar dari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara. Dengan Mengajarkan budaya berkompetisi di usia sekolah di dalam maupun di luar kelas, kita mengajak anak didik kita agar berani berpikir, melakukan serta menampilkan hal-hal kreatif yang dituntun oleh Pendidik. lebih kanjut, dengan mengajarkan budaya berkompetisi, kita juga bisa mengajarkan anak-anak didik kita agar menghargai pencapaian hasil yang dikerjakan dan juga menghargai pencapaian hasil yang dikerjakan oleh orang lain.
Satu hal positif yang kami sepakati agar bisa diaplikasikan di kelas atau di sekolah kami adalah Budaya "Menuntun" membuka ruang diskusi
Dengan membuka ruang diskusi, siswa diharapkan mampu dan berani menyampaikan pendapat mereka tanpa malu dan takut melakukan kesalahan. Dengan membuka ruang diskusi, akan ada komunikasi yang intens antara pendidik dan peserta didik dan juga antara sesama peserta didik
Ruang diskusi juga dapat mengajarkan siswa agar berkompetisi dengan peserta didik yang lain dalam menyampaikan pendapat serta mampu menghargai pendapat maupun hasil kerja dari teman-teman yang lain. Profil "Pelajar Pancasila" yang kami pilih dalam mengembangkan Kerangka "Merdeka Belajar" Adalah "Kreatif". Pelajar yang kreatif adalah pelajar Pancasila yang mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang original, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
Elemen kunci kreatif adalah menghasilkan gagasan yang orisinal dan menghasilkan karya serta tindakan yang original.
Berikut Sumber daya dan Potensi yang dimiliki oleh sekolah dan kelas kami yang bisa mendukung "Merdeka Belajar" Sumber Daya:
Mading
Belajar di alam terbuka
Perpustakaan
Potensi siswa:
Keberanian
Kreatifitas
Agar Mencapai profil pelajar pancasila yang kreatif, hal pertama yang harus dilakukan adalah Mulai dari diri sendiri. Dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengutarakan pendapat.
Kita sebagai pendidik juga harus memulai dari diri kita sendiri bagaimana dengan cermat mampu mefasilitasi, memberikan contoh, mengarahkan serta medorong agar ide atau gagasan yang ingin disampaikan oleh peserta didik bisa terealisasikan dengan sebuah hasil produk, portofolio dan sebagainya.
Untuk mencapai profil Pancasila yang kreatif, dibutuhkan sumberdaya disekolah agar bisa mendukung ketercapaian profil pancasila yang kreatif tersebut.
Kita bisa menggunakan:
Sumber Daya
Mading
Belajar di alam terbuka
Perpustakaan dll
Kita juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak sehingga kreatifitas anak bisa lebih dikembangkan:
Pihak-pihak tersebut antara lain:
1. Orangtua
Semaksimal mungking mengecek, medukung serta memberikan peluang dan waktu yang cukup agar siswa bisa memaparkan ide-ide, jawaban atau tanggapan mereka tanpa ada ras takut.
2. Guru
Mendukung segala hal, ide, jawaban serta tanggapan yang ingin disampaikan oleh peserta didik serta mendorong mereka untuk berani menyampaikannya tanpa ada rasa takut membuat kesalahan.
Comments