Contoh Jawaban Modul 1.1.a.6 Refleksi Terbimbing - Presentasi Kerangka Filosofis ‘Merdeka Belajar’
Refleksi filosofis pemikiran Ki Hadjar Dewantara menjadi penguatan bagi Anda dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru sebagai pendidik dan pembelajar. Empat pertanyaan pemantik akan menjadi panduan dalam refleksi terbimbing ini:
apa pengetahuan dan pengalaman baru yang saya dapat setelah mempelajari secara mendalam pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara?apa kekuatan saya dalam menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru ini? apa hal-hal yang perlu saya ubah dari diri saya agar dapat menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru ini?apa perubahan konkret yang akan saya lakukan setelah memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara?
Fasiliator akan memberikan penguatan dan umpan balik positif terhadap pengetahuan dan pengalaman baru yang diperoleh Bapak/Ibu CGP.
Berikut adalah Contoh Jawabannya
Monday, 23 August 2021, 6:38 PM
by SEPRIANUS BANTAIKA
Pengetahuan dan pengalaman baru yang saya dapat setelah mempelajari secara mendalam pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Konsep Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan merupakan hal yang baru bagi saya sebagai seorang pendidik. Pendidik yang selama ini saya bayangkan adalah seseorang yang memiliki ilmu yang dibagikan kepada peserta didik dan peserta didik mengikuti semua instruksi dari pendidik tanpa adanya komunikasi dua arah antara pendidik dan peserta didik.
Peserta didik diibaratkan hanya mengikuti “Rutinitas” pembelajaran di kelas tanpa mengetahui “Goal” atau tujuan dari belajar di kelas itu seperti apa. Pendidik juga dengan hanya mengikuti “alur” jalan dari rencana pembelajaran yang terpaku pada apa yang tertulis tanpa memiliki opsi mengembangkan kerangka berpikir tentang proses pembelajaran di kelas seperti apa.
Memang tidak ada salahnya mengikuti alur rencana pembelajaran, namun fakta di lapangan pendidik lebih memfokuskan “Nilai” di atas kertas ketimbang mengembanggkan kretaifitas siswa melalui penilaian keterampilan.
Selama mengikuti Pendidikan calon guru penggerak ini, sedikit demi sedikit saya mulai sadar apa yang saya lakukan selama ini hanya sebuah rutinitas tanpa ujung (guru menjelaskan dan siswa mendengarkan) tanpa adanya tindak lanjut untuk mengembangkan kerangka berpikir kritis dari peserta didik. Nilai di atas kertas menjadi acuan pokok/utama dari pembelajaran saya di dalam kelas.
Setelah mempelajari secara mendalam pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara selama beberapa waktu ini, saya mulai sadar bahwa Beliau menginginkan pendidik dan peserta didik untuk mengejar kemerdekaan dan kebahagiaan dalam belajar bukan hanya untuk peserta didik melainkan juga para pendidik.
Bukan hanya itu saja, KHD juga mengharapkan kita sebagai pendidik untuk bisa lebih peka untuk menggali potensi sebenarnya yang ada pada diri si anak.
“Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”.
Kutipan diatas menjelaskan kepada kita bahwa pendidikan dan pengajaran merupakan “BEKAL” yang sangat berharga bagi kehidupak peserta didik kelak baik itu dalam hidup pribadi maupun dalam hidup bermasyarakat. Dengan “BEKAL” yang kita berikan, maka akan menuntun mereka untuk mencari serta mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Untuk memberikan “BEKAL” yang layak bagi peserta didik kita untuk mengarungi kehidupan mereka kedepan, maka “Menghamba” pada murid merupakan hal yang perlu kita lakukan sebagai seorang pendidik.
“Menghamba” pada murid berarti “Keharusan kita untuk memandang anak dengan rasa HORMAT” apapun latar belakang mereka.
Jadi bagi kita yang bekerja di bidang pendidikan dan para pendidik harus berorientasi penuh terhadap anak didik kita agar anak didik kita mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Dari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara saya juga belajar bahwa pendidik juga harus menghargai serta menghormati setiap perbedaan yang dimiliki oleh setiap siswa karena setiap siswa mempunyai kodrat alamnya masing-masing.
Artinya setiap peserta didik memiliki kemampuan menangkap konsep sebuah materi pembelajaran berbeda-beda. Ada siswa yang merespon materi dengan cepat dan ada pula yang tidak. Oleh karena itu semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa dan Tut Wuri handayani harus kita aplikasikan didalam kegiatan pemebelajaran kita agar anak didik kita mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
2. Apa kekuatan saya dalam menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru ini?
dan apa hal-hal yang perlu saya ubah dari diri saya?
Kekuatan saya sebagai seorang pendidik adalah:
1. Membantu mengembangkan potensi-potensi peserta didik khususnya di bidang Bahasa Inggris, Seni khususnya Tari dan musik tradisional.
2. Memotivasi peserta didik untuk berani mengungkapkan gagasan-gagasan peserta didik tentang suatu topik tertentu dalam sebuah diskusi sehingga yang terjadi adalah pengetahuan tidak ditanamkan secara paksa tetapi ditemukan, diolah dan dipilih oleh murid.
3. Pengembangan media pembelajaran
3. hal-hal yang perlu saya ubah dari diri saya agar dapat menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru ini:
1. Harus memulai perubahan dari diri sendiri
2. Harus lebih peka mendengar peserta didik.
3. Lebih menghargai dan menghormati perbedaan kemampuan setiap siswa.
4. Harus mampu menjadi teladan, fasilitator dan motivator bagi peserta didik dengan baik (Menerapkan trilogi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara)
5. Lebih menekankan pendidikan budi pekerti/ karakter dalam pembelajaran. Dengan menekankan kompetensi sikap yang baik dengan sendirinya membawa dampak yang baik untk kompetensi
4. Perubahan konkret yang akan saya lakukan setelah memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah
Sedapat mungkin melakukan segala sesuatu untuk mengembangkan budi pekerti, krestifitas serta mengembangkan potensi dari peserta didik sesuai dengan minat mereka sehingga proses membimbing dan menuntun akan menjadi lebih terarah dan komunikatif.
Comments