A. Komunikasi Asertif
Dalam proses berkomunikasi dengan orang lain, tidak selalu apa yang kita harapkan akan berjalan dengan lancar. Ada saja hambatan yang datang dan seringkali hasil komunikasi tersebut tidak dapat memuaskan semua orang. Hal ini dapat terjadi karena sikap berkomunikasi yang berbeda satu sama lain, dan tidak semua orang dapat secara mudah mengungkapkan apa yang ada di benaknya dengan tepat. Kita perlu memahami tipe umum manusia berkomunikasi agar kita dapat memberikan respon yang tepat.
Untuk lebih memahami, simaklah video singkat berikut ini kemudian jawablah pertanyaan reflektif yang disajikan:
1. Apakah gaya komunikasi Anda? Mengapa Anda berpikir demikian?
Dari penjelasan video di atas, saya bisa menganalisis bahwa gaya komunikasi yang selama ini saya lakukan adalah kolaborasi antara Agresif dan pasif. Agresif di sini ada kasus yang dimana pendapat saya harus didengar dan diikuti oleh pendengar dan di kasus yang lain saya menggunakan komunikasi pasif di mana menurut saya apa yang diucapkannya benar dan harus mengikuti orang tersebut.
2. Langkah-langkah yang perlu dipelajari untuk menjadi komunikator yang asertif.
Langkah-langkah yang perlu dipelajari untuk menjadi komunikator yang asertif adalah 1. Memiliki Pendapat sendiri namun juga mendengarkan pendapat orang lain 2. Harus menjadi Pendengar yang baik 3, Keputusan akhir kembali pada diri dari pendapat-pendapat yang telah disaring untuk menjadi pilihan tepat untuk menyelesaikan masalah. 4, memiliki tindakan yang proaktif dan ekspresif dalam menyampaikan pendapat sehingga pesan yang disampaikan bisa dipahami dengan jelas
3. Apakah yang menjadi tantangan Anda dan apa yang perlu diusahakan dari diri Anda agar dapat melakukan komunikasi asertif?
Meningkatkan diri agar bisa menjadi pendengar yang baik.
Memiliki konsistensi diri dalam menyampaikan pendapat
Proaktif dan ekspresif dalam menyampaikan pendapat sehingga pesan yang disampaikan bisa dipahami dengan jelas.
Berkomunikasi secara asertif akan membangun kualitas hubungan kita dengan orang lain menjadi lebih positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman dari kedua belah pihak. Kualitas hubungan yang diharapkan dibangun atas rasa hormat pada pemikiran dan perasaan orang lain.
Ketika melakukan kegiatan coaching, sebagai seorang coach kita biasanya menghendaki adanya hasil yang dicapai, namun ada kalanya coachee kita (murid) merasa tidak suka atau merasa ragu serta tertekan dengan komunikasi yang hendak dibangun. Karenanya, sebuah pemahaman komunikasi asertif perlu dibangun agar timbul rasa percaya dan aman. Ketika rasa aman itu hadir dalam sebuah hubungan coach and coachee, maka coachee akan lebih terbuka dan menerima ajakan kita untuk berkomunikasi. Keselarasan pada tujuan mulai terbangun.
Dalam usaha membangun keselarasan berkomunikasi, coach juga perlu belajar menyamakan posisi diri pada saat coaching berlangsung. Beberapa tips singkat yang dapat seorang coach lakukan:
1. Menyamakan kata kunci
Memperhatikan kata kunci dalam pembicaraan memberikan kesan penerimaan hubungan coach dan coachee. Disini awal keberhasilan coaching sebab coach dan coachee mampu menyesuaikan diri dan membangun relasi.
Kata-kata kunci biasanya merupakan kata-kata yang diulang-ulang atau ditekankan oleh coachee dan ini biasanya terkait dengan nilai kehidupan. Coach dapat menggunakan kata-kata kunci ini untuk membimbing coachee untuk mencapai tujuannya.
Sebagai contoh, jika murid menggunakan bahasa dan istilah kekinian dalam bercerita, kita dapat juga menggunakan istilah yang dipakai ketika kita bertanya untuk mengklarifikasi pernyataannya.
Percakapan 1
Murid : “Bu, aku tuh kalau uda masuk kelas Pak Mato, pikiran tuh langsung ambyar..byar byar Bu.”
Guru : “Oh demikian? Bisa kamu ceritakan ambyar yang bagaimana sehingga kamu sulit konsentrasi belajar di kelas?”
Percakapan 2
Murid : “Pak, Timun selalu gitu deh. Lebay banget kalau uda ngomong. Saya makin lama uda gak nyaman mau main sama dia.”
Guru : “Seberapa kecewanya kamu dengan lebaynya teman yang kamu ceritakan barusan?
2. Menyamakan bahasa tubuh
Bahasa tubuh memainkan peran penting dalam komunikasi sebab hal ini dalam menentukan bagaimana rekan bicara kita akan menanggapi dan berhubungan selanjutnya dengan kita. Bahasa tubuh disini meliputi mimik wajah, suara, postur tubuh, ataupun gerakan tubuh lainnya.
Coach dapat memberikan tanda setuju secara tidak langsung pada apa yang disampaikan coachee dengan senyum atau dengan anggukan. Jika coachee kita sedang bersandar ke lengan kursi misalnya, coach juga dapat mengikuti gerakannya. Ketika coachee sedang bersemangat bercerita dan mencondongkan tubuhnya ke depan, kita juga usahakan mengikutinya. Kegiatan penyamaan ini perlu dilakukan dengan halus dan tidak kentara agar coachee tidak merasa ditiru.
3. Menyelaraskan emosi
Setelah kata dan bahasa tubuh yang kita selaraskan, emosi pun perlu kita usahakan untuk diselaraskan, terutama ketika coachee mengucapkan hal-hal yang emosional. Hal ini akan membuat coachee merasa coach-nya ada pada pihaknya dan mengerti perasaannya.
Contoh:
Murid : “Saya sudah gak bisa kerja sama Toni lagi Bu. Dia tidak pernah menerima ide yang saya berikan.”
Guru : “Ya, Ibu dapat memahami perasaan kamu. Tidak semua orang dapat dengan mudah menerima pendapat orang lain.”
Komunikasi asertif membangun relasi. Relasi baik dan positif yang terbentuk akan menjadi modal utama dalam process coaching.
4. Setelah mempelajari bagian ini apa pemahaman Anda mengenai makna dari membangun sebuah komunikasi asertif dengan murid?
Dari materi yang dipelajari sejauh ini bisa disimpulkan bahwa membangun sebuah komunikasi asertif dengan murid maka akan ada kualitas hubungan yang baik antara kita guru dengan murid menjadi lebih positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman antara guru dan murid. Kualitas hubungan ini diharapkan dibangun atas rasa hormat pada pemikiran dan perasaan satu sama lainnya
5. Apa dampak yang bisa Anda rasakan?
Dampak yang bisa dirasakan setelah membangun sebuah komunikasi asertif dengan murid adalah adanya saling terbuka dari pihak murid atas apa yang dihadapinya sehingga guru dengan leluasa bisa menggali pemikiran dari si murid agar bisa memberikan opsi bagi murid tersebut sehingga bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Komunikasi asertif membangun relasi. Relasi baik dan positif yang terbentuk akan menjadi modal utama dalam process coaching.
B. Pendengar aktif
Bacalah kutipan berikut ini. Tuliskan pemahaman Anda
I know that you believe you understand what you think I said but I am not sure you realise that what you think you heard and it is not what I meant ~ Alan Greenspan (Saya tahu bahwa anda percaya diri bahwa anda memahami apa yang anda pikir saya katakan, namun saya tidak yakin bahwa anda menyadari bahwa apa yang anda pikir sudah didengar, dan ini bukanlah yang saya maksudkan)
6. Apa yang Anda tangkap dari kutipan di atas? Ceritakan pemahaman Anda dengan bahasa Anda sendiri. Dari kutipan di atas kita bisa meyimpulkan bahwa kadangkala hal yang kita sampaikan terlihat didengar dan dimengerti oleh lawan bicara kita namun pada kenyataannya mungkin saja apa yang kita bicarakan sama sekali tidak tersampaikan ke lawan bicara kita.
7. Setelah menonton video Mendengarkan aktif, apa yang Anda tangkap mengenai arti kata Mendengarkan (listening)?
Mendengarkan merupakan proses aktivasi saraf pendengaran yang dilakukan dengan sadar dan memiliki tujuan.
Mendengarkan berarti memberikan perhatian bukan hanya pada cerita tetapi juga bagaimana cerita itu disampaikan.
Mendengarkan juga perlu memperhatikan pesan verbal ataupun non verbal mendengarkan memerlukan sebuah konsentrasi dan kehadiran diri sepenuhnya.
Mendengarkan merupakan sebuah keterampilan yang memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan kita terutama dalam menjaga sebuah relasi atau hubungan dan dalam kegiatan mendidik
Mendengarkan memperluas kegiatan mendengar karena kita menaruh fokus pada makna Pesan yang disampaikan lawan bicara kita lewat bahasa lisan dan bahasa tubuh mereka dan bagaimana kita akan meresponnya.
8. Apa hambatan dari diri yang dapat membuat Anda tidak mendengarkan secara aktif?
Kurang membuka diri untuk bisa memahami konsep dari mendengar itu sendiri
9. Apa yang akan Anda lakukan untuk menghilangkan hambatan ini?
Tentunya membuka diri untuk mempelajari konsep dari mendengarkan itu seperti apa. Dengan memahami esensi dari mendengarkan, maka sebagai seorang guru bisa hadir sepenuhnya untuk bisa mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh murid tentang masalah yang dihadapi.
Mari kita simak video pada tautan berikut,
10. Selanjutnya, buatlah 2 contoh Pertanyaan terbuka
Apa hal-hal positif yang bisa kamu kembangkan dalam diri
Bagaimana cara agar hal positif yang kamu miliki bisa berdampak pada kehidupanmu dan orang lain
11. Buatlah 2 contoh Pertanyaan yang berfokus pada tujuan
Apa harapan yang kamu inginkan dari hal-hal positif yang ada pada dirimu?
Coba sebutkan hal-hal apa saja yang membantu kamu menjaga hal-hal positif dalam dirimu
12. Buatlah 2 contoh Pertanyaan refleksi
Dari hal-hal positif yang kamu miliki saat ini, apakah ada hal-hal positif tersebut sudah memiliki dampak pada kehidupanmu setiap hari?
Dari hal-hal positif yang kamu punya, hal-hal positif apa yang ingin kamu tambah atau tingkatkan dalam dirimu?
13. Buatlah 2 contoh Pertanyaan eksplorasi
Apa yang akan terjadi jika hal positif yang kamu miliki dapat di bagikan ke orang lain?
Menurutmu, Bagaimana cara agar hal positif yang kamu miliki bisa ditiru oleh orang lain?
14. Buatlah 2 contoh Pertanyaan mengukur pemahaman
Apa yang sudah kamu pahami tentang Kolaborasi bersama teman-temanmu.
Jelaskan secara rinci hal-hal yang kamu inginkan dari temanmu agar kolaborasi berjalan dengan lancar!
15. Buatlah 2 contoh Pertanyaan Aksi
Siapa teman-temanmu yang akan kamu ajak untuk berkolaborasi bersama?
Apa target yang akan dicapai dari kolaborasi yang kamu buat bersama-teman-temanmu?
Comments