top of page

Contoh Jawaban Modul 3.1.a.4.2. Eksplorasi Konsep - Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Contoh Jawaban Modul 3.1.a.4.2.

Eksplorasi Konsep - Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan


Dalam proses pengambilan keputusan, selain mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, keterampilan yang telah Bapak Ibu pelajari pada modul-modul sebelumnya akan sangat membantu misalnya keterampilan coaching, karena keterampilan ini membekali seorang guru untuk menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. Selain keterampilan coaching, untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills). Proses pengambilan keputusan seharusnya juga dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Hal-hal tersebut telah Bapak dan Ibu dapatkan di modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional. Sekarang, mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus yang Anda pilih pada penugasan mandiri di pembelajaran 2.3 sebelumnya: Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut? Nilai yang bertentangan dari kasus yang saya pilih adalah

  • Peduli

  • Keberanian

  • Kebaikan

  • Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan

2. Langkah 2: Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi tertentu. Pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Hal yang seharusnya membedakan bukanlah pertanyaan apakah ini dilema saya atau bukan. Karena dalam hubungannya dengan permasalahan moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut? 1. Pak Budiman 2. Orang tua salah satu murid kelas 8A, 3. Abdul


3. Langkah 3: Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail, seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya. Data-data tersebut penting untuk kita ketahui karena dilema etika tidak menyangkut hal-hal yang bersifat teori, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang nyata di mana data yang mendetail akan bisa menggambarkan alasan seseorang melakukan sesuatu dan kepribadian seseorang akan tercermin dalam situasi tersebut. Hal yang juga penting di sini adalah analisis terhadap hal-hal apa saja yang potensial akan terjadi di waktu yang akan datang.

Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut? 1. Ayah dari seorang murid yang bernama Abdul mengacungkan parang sambil berteriak dan memanggil – manggil Abdul agar segera pulang untuk ikut panen ikan di tambak. 2. Pak Budiman merasa kaget dan takut, demikian juga dengan murid–murid yang lainnya. 3. Abdul hanya bisa menangis ketakutan dan bersembunyi di pojok kelas sambil berteriak tidak mau pulang.


4. Langkah 4: Pengujian benar atau salah

  1. Uji Legal Pertanyaan yang harus diajukan disini adalah apakah dilema etika itu menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan dengan moral.

  2. Uji Regulasi/Standar Profesional Bila dilema etika tidak memiliki aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mungkin ada pelanggaran peraturan atau kode etik. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya, seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.

  3. Uji Intuisi Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar.

  4. Uji Halaman Depan Koran Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan besar Anda sedang menghadapi dilema etika.

  5. Uji Panutan/Idola Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda.

Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu:

  • Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam.

  • Uji halaman depan koran, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir.

  • Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain.

Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil risiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.

  1. Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji lega)

  2. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)

  3. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)

  4. Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?

  5. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

Jawaban. 1. Tidak ada 2. Ada, Karena sekolah merupakan lingkungan yang ramah anak maka orangtua tersebut melanggarnya dengan melakukan kekerasan Verbal terhadap anaknya serta siswa di kelas tersebut 3. Ada, Karena ada kejadian orangtua yang melakukan kegiatan yang mengakibatkan kegaduhan di lingkungan sekolah 4. Sangat merasa tidak nyaman 5. panutan/idola saya akan mengambil keputusan dengan melihat pada keberpihakan terhadap murid, bertanggung jawab dengan keputusan tersebut dan melihat dampak jangka pendek dan jangka panjang


5. Langkah 5: Pengujian Paradigma Benar lawan Benar Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi ini? Individu lawan masyarakat (individual vs community) Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) Apa pentingnya mengidentifikasi paradigma, ini bukan hanya mengelompokkan permasalahan namun membawa penajaman pada fokus kenyataan bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

6. Langkah 6: Melakukan Prinsip Resolusi Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?

  • Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

  • Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

  • Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai?

  • Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

7. Langkah 7: Investigasi Opsi Trilema Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah.

Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)? Ada, Dengan cara merangkul orangtua tersebut dengan duduk bersama untuk membahas Nilai-nilai universal yang dipercayai dalam lingkungan sekolah untuk memberikan rasa aman kepada siswa.

8. Langkah 8: Buat Keputusan Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya. Apa keputusan yang akan Anda ambil? Keputusan yang akan diambil adalah mengajak berdiskusi dengan orangtua dan memberikan latihan mindfulness kepada siswa di kelas sehingga memberikan ketenangan kepada siswa

9. Langkah 9: Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan. Keputusan yang diambil sudah tepat dengan mengajak orang tua untuk berdiskusi.


Opmerkingen


Komentar

Podziel się swoimi przemyśleniamiNapisz komentarz jako pierwszy.
bottom of page