"Kemampuan seseorang dapat dilihat bagaimana cara dia merespon sebuah masalah yang negatif dengan cara yang positif"
Kehidupan kita tentunya tidak terlepas dari masalah yang terus datang dan menghampiri diri kita. Namun masalah tersebut tidak serta merta akan merenggut kebahagiaan kita karena sadar ataupun tidak, dalam diri kita dibekali dengan kemampuan untuk mengatasi permasalahan tersebut baik dengan cara yang cepat maupun tidak.
Namun untuk menyelesaikan masalah kadang kala kita butuh yang namanya berefleksi diri dan juga berani untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain agar bisa mencari opsi-opsi dan kekuatan yang bisa dipakai untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam hal berefleksi kita tentunya bisa mencari tau secara mandiri akar dari masalah yang kita hadapi dan menyelesaikannya secara mandiri, namun kita juga bisa membagikan permasalahan tersebut dengan orang yang kita percayai.
Berbicara tentang berbagi masalah dengan orang yang kita percayai tidak serta merta untuk meminta orang tersebut untuk dapat menyelesaikan masalah yang kita hadapi. namun dengan adanya menceritakan masalah tersebut akan membantu kita untuk meringankan sedikit beban di pundak kita.
Sebagai seorang guru tentunya tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan baik itu permasalahan yang kita punyai atau permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh rekan sejawat atau pun peserta didik kita.
Lebih dari itu, seorang guru yang baik adalah seorang guru yang tidak hanya hebat dalam manajemen kelas dan hebat dalam mengajar, namun juga harus hebat untuk dapat dengan "PEKA" bisa membaca dan dengan tulus bersedia jika dibutuhkan untuk bisa merasakan permasalahan yang dihadapi peserta didik maupun rekan sejawat yang ingin berbagi pengalaman permasalahan mereka.
Karena untuk menjadikan hubungan yang baik antara guru dan murid serta guru dan rekan sejawat perlu adanya komunikasi yang baik antara kelompok tersebut.
Dalam Pendidikan Calon guru penggerak yang telah CGP pelajari sejauh ini, Komunikasi adalah salah satu elemen penting berhasilnya suatu hubungan yang baik antar warga sekolah. Dengan komunikasi yang baik, kita bisa saling berbagi pengalaman dan bahkan bisa sampai pada sesi coaching dimana kita sebagai seorang guru bisa bersama-sama mencari solusi-solusi ataupun kekuatan yang dimiliki sehingga bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Dari materi coaching yang CGP dapatkan bahwa Pendekatan Coaching dalam komunikasi diperlukan karena kita melihat para murid kita sebagai sosok merdeka. Sosok yang dapat menentukan arah dan tujuan pembelajarannya, serta meningkatkan potensinya sendiri. Mereka hanya memerlukan dorongan dan tuntunan dari Anda sebagai pemimpin pembelajaran untuk melejitkan potensi mereka. Tentunya ini bukan hal yang mudah karena sebagai pemimpin pembelajaran terkadang kita tergoda untuk berupaya membantu permasalahan murid secara langsung dengan memberikan solusi dan nasehat. Dengan keterampilan coaching dalam berkomunikasi, harapannya anak didik kita menjadi lebih terarah dan dapat menemukan solusinya secara mandiri yang pada akhirnya dapat meningkatkan potensi mereka.
Selain itu, Praktek coaching merupakan sebuah praktek yang bisa memberdayakan kemampuan yang dimiliki oleh coachee tersebut agar bisa mencari solusi-solusi untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Bapak Pendidikan memiliki konsep yang hebat dalam melihat komunikasi merupakan cara yang tepat dalam merekatkan hubungan antara guru dan murid. Dengan komunikasi 2 arah yang memberdayakan makan akan muncul ide-ide yang bisa digunakan untuk bisa menyelesaikan sebuah masalah.
Di dalam konteks dunia pendidikan, Coaching menjadi salah satu proses ‘menuntun’ belajar murid untuk mencapai kekuatan kodratnya.
Dalam menuntun tersebut, kita sebagai gurru dan juga seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif dan efektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya.
Coachig bukan hanya sebagai aktivitas untuk menggali kekuatan namun lebih dari itu coaching juga akan memberikan peluang kepada coachee agar bisa keluar dari zona nyaman dan rasa takutnya untuk bisa berpikri kritis dalam mengambil keputusan yang membahagiakan.
Coaching dalam Konteks Pendidikan juga memberikan arahan agar coaching bisa menjadi sarana agar membantu murid agar bisa membantu mengaktivasi kerja otak murid karena di dalam proses coaching kita bisa memberikan Pertanyaan-pertanyaan reflektif yang dapat membuat murid melakukan metakognisi sehingga Pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching bisa membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam sehingga murid dapat menunjukkan potensinya.
Di dalam kerangka berpikir Tut wuri handayani tentang coaching, murid harus diposisikan sebagai mitra dalam belajar yang mengartikan bahwa kita adalah sama atau "EQUAL" . Dalam hal ini kita bisa memberikan apresiasi kepada murid sebagai mitra belajar. dengan demikian Guru sejatinya memiliki sebuah cara berpikir bahwa dalam proses coaching keduanya memiliki kesepahaman yang sama tentang belajar. Ketika mendengarkan murid, guru belajar mengenali kekuatan dirinya juga mengenali muridnya secara mendalam. Demikian pula sebaliknya, tuntunan yang diberikan guru memberikan ruang bagi siswa untuk menemukan kekuatan dirinya sebagai murid dan sebagai manusia.
Dari penjelasan di atas, CGP makin meyakini bahwa kemerdekaan dan kebahagiaan peserta didik adalah mutlak adanya untuk kita bisa pertahankan dan perjuangkan karena di dalam tujaun coaching kita memiliki tugas agar bisa menuntun coachee untuk menemukan ide baru atau cara untuk mengatasi tantangan yang dihadapi atau mencapai tujuan yang dikehendaki karena di dalam coaching akan ada kemitraan yang setara dan coachee sendiri yang mengambil keputusan. Coach hanya mengarahkan saja, coachee lah yang membuat keputusan sendiri. Dengan begitu merdeka dalam mengambil sebuah keputusan yang membahagiakan akan menjadi kenyataan dan bukan hanya retorika semata.
Melihat PARADIGMA PENDAMPINGAN COACHING SISTEM AMONG, kita bisa mendapatkan gambaran bahwa filosofi yang dibawa oleh bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara dimana pendidik diharapkan berperan sebagai Penuntun bagi anak-anak didiknya, maka kita bersama perlu memahami proses pendekatan komunikasi Coaching ini agar selaras dengan proses among yang kita hidupi dalam keseharian sebagai pendidik karna Pendampingan yang kita lakukan bagi anak-anak didik kita, seyogyanya memberikan arti dalam proses tumbuh kembang sehingga para coachee mengalami proses yang bermakna dari setiap langkah TIRTA yang dijalani dan potensi mereka tergali optimal.
Dengan bekal yang CGP dapat sejauh ini dalam pendidikan CGP seperti filosofi pendidikan, Nilai dan peran guru, Visi seorang guru penggerak, budaya positif, pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial emosionl dan coaching ini akan semakin menguatkan CGP agar bisa menjadi pribadi guru yang berpihak pada kebahagiaan murid.
Semoga apa yang CGP pelajari hingga saat ini akan terus diaplikasikan dalam proses tercapainya profil pelajar pancasila yang merdeka, mandiri, reflektif yang bisa mengambil keputusan-keputusan yang kritis yang membahagiakan diri mereka lahir dan batin.
Salam dan Bahagia selalu
Comments