top of page

Contoh Jurnal Refleksi Minggu keenam (6) Pendidikan Calon Guru Penggerak


Setelah melewati Modul 1.1 tentang Filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara dan Modul 1.2 tentang Nilai dan peran guru penggerak, minggu ini Para CGP diperhadapkan dengan modul 1.3 yang berisi tentang Visi seorang guru penggerak.


Pembelajaran pada minggu ini, para CGP diajak untuk membuat sebuah kesimpulan setelah menyimak bacaan Inkuiri Apresiatif dan video BAGJA. Inkuiri Apresiatif tersebut merupakan manajemen perubahan kolaboratif bertujuan untuk membawa perbaikan dalam suatu sistem. Untuk mempermudah pemahaman Ikuiri Apresiatif, kita bisa menggunakan pendekatan BAGJA yaitu (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi). Dengan Menggunakan tahapan dari BAGJA ini, diharapkan bisa mengajak semua komunitas sekolah untuk bergerak sehingga mewujudkan lingkungan sekolah yang berpihak pada murid.


Setelah selesai memberikan kesimpulan tertulis, para CGP diajak untuk masuk ke dalam forum diskusi. Forum ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada CGP untuk mendiskusikan gagasan, pemikiran dan pertanyaan-pertanyaan yang yang dimiliki.


Tujuan dari diskusi ini adalah:

Untuk mengembangkan pemahaman bersama mengenai inkuiri apresiatif sebagai model manajemen perubahan demi mewujudkan keberpihakan pada murid.

Peserta forum diskusi diharapkan dapat bersikap terbuka terhadap pendapat dan menunjukkan sikap saling menghargai.


Setiap CGP mendapat kesempatan menyampaikan opininya.

Setelah memberikan Kesimpulan, CGP diajak untuk bergabung di Ruang Kolaborasi - Visi Guru Penggerak

Tujuan dari diskusi di ruang kolaborasi tentang Visi guru penggerak adalah CGP dapat mengidentifikasi kekuatan dari dalam diri dan luar diri yang dapat mendukung terwujudnya visi pribadi untuk menumbuhkan murid di masa depan.


Dalam ruang kolaborasi ini para CGP diberikan kesempata untuk mengingat kembali visi yang telah dibuat sebelumnya. Sebuah visi tidak akan bisa berhasil jika tidak adanya dukungan dari berbagai kalangan atau aktor-aktor protagonis dalam mendukung visi yang dimaksud. Dengan adanya dukungan dari berbagai kalangan yang memiliki pemikiran-pemikiran atau kekuatan positif, maka pendekatan Inkuiri Apresiatif bisa digunakan untuk membuat pemetaan kekuatan dari kalangan atau aktor-aktor protagonis tersebut.


Dengan pemetaan kekuatan, kita bisa mengetahui siapa-siapa yang ikut berperan dan apa dukungan yang bisa aktor-aktor tersebut berikan guna mendukung ketercapaian Visi bersama dan visi pribadi dari masing-masing aktor di dalam sebuah komunitas sekolah.


Namun, pemetaan kekuatan tersebut tidak bisa kita lihat dari kuantitas atau banyaknya aktor-aktor dalam lingkungan sekolah karena bagaimanapun juga mulai dari diri sendiri adalah kekuatan utama untuk bisa mengembangkan aset berharga yang kita miliki yaitu murid kita. Dengan memulai dari diri sendiri, kita memiliki gambaran seperti apa aset berharga yang kita punya dan akan kita buat seperti apa aset berharga tersebut.


Jika kita bisa ibaratkan, kita adalah seorang “sutradara” yang ingin membuat sebuah film dan murid kita adalah “Aktor Utama” dalam film tersebut. Seorang sutradara akan membuat jalan cerita yang diharapkan bisa dipraktekkan dengan baik oleh aktor utama tersebut. Untuk mendukung aktor utama agar mengeluarkan kualitas terbaiknya di depan layar maka kita butuh aktor-aktor pendukung, dan juga crew belakang layar agar mampu “Memberkuat” karakter yang diperankan oleh sang aktor utama.


Dengan menempatkan aktor-aktor dan crew pendukung belakang layar pada setiap scene/tempat yang tepat, maka aktor-aktor dan crew pendukung tersebut bisa mengetahui peran apa yang akan mereka mainkan di depan layar dan peran apa yang bisa mereka mainkan di belakang layar.


Tentunya, harapan dari membuat film tersebut adalah agar sang “Aktor Utama” tersebut bisa dikenal oleh masyarakat luas dan bisa menghasilkan karya-karya yang lain kedepannya.

Dari gambaran di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa dengan memetekakan kekuatan dari aset utama kita yaitu murid, kita sebagai “sutradara” di kelas bisa memberikan contoh, memberi arahan serta dorongan kepada aset berharga kita agar mampu mencapai menampilkan sebuah “Karakter” yang kuat.

Setelah melakukan diskusi dengan teman-teman CGP lainnya di ruang kolaborasi, penulis memiliki perasaan yang bercampur aduk antara rasa senang.


Rasa senang dan bersyukur bersyukur karena penulis bisa mengikuti pembelajaran ini dan bertemu dengan teman-teman yang hebat dari sekolah lain, merasa bangga dengan teman-teman CGP lain yang luar biasa dengen pemetaan kekuatan yang ada disekolahnya yang dipaparkan secara terperinci, dan ini menjadi motifasi bagi penulis bisa mengambil hal yang positif demi kemajuan pendidikan, merasa bahagia karena penulis juga mendapatkan hal yang baru terlebih untuk berkreatif dalam proses pembelajaran untuk mewujudkan mimpi penulis. Penulis juga merasa senang karena setiap kali fasilitator memberikan materi terselip penggunaan aplikasi pemebalajaran interaktif yang digunakan seperti Kahoot, Mentimeter dll. Dengan penggunaan Aplikasi tersebuat membuat pembelajaran daring di LMS makin berwarna. Dengan Aplikasi interaktif yang dugunakan oleh Fasilitatior, penulis bisa mempelajari dan menggunakannya juga dalam kelas saya sehingga ada kegiatan interakif antara Guru dan murid.


Setelah melalui pembelajaran minggu ini, penulis bisa mengambil kesimpulan bahwa agar mampu melepaskan/membebaskan potensi yang inofatif dan kreatif dari setia individu, perlu adanya pendekatan yang menitiberatkan pada mengapresiasi setiap hal-hal positif yang ada pada diri setiap orang. Dengan mengapresiasi hal-hal positif yag dimiliki maka akan ada semangat untuk terus mengembangkan hal-hal positif dalam diri.


Untuk mengakomodir hal-hal positif di atas, David Cooperrider menawarkan pendekatan “Inkuiri Apresiatif” di mana pendekatan ini adalah sebuah pendekatan menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan.


Lebih lanjut, David Cooperrider menggambarkan bahwa zaman sekarang ini adalah zaman dimana kita membutuhkan mata yang bisa melihat dan mengungkap hal yang benar dan baik. Mata yang mampu membukakan kemungkinan perbaikan dan memberikan penghargaan kepada hal-hal positif yang dimiliki oleh setiap anggota/rekan sejawat meskipun itu kecil pengaruhnya. Namun jika Pengaruh-pengaruh kecil yang dimiliki oleh setiap individu sekolah "DIGABUNGKAN" maka akan ada pergerakan besar dalam lingkungan sekolah menuju ke arah yang menuju kepada visi yang diharapkan.


Oleh karena itu yang perlu dipelajari lebih lanjut adalah memulai dari diri sendiri untuk mencoba menggunakan mata kita untuk mengenal kekuatan atau hal-hal positif yang dimiliki oleh rekan sejawat dan juga menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki sekolah. Dengan memetakan hal-hal positif dan keberhasilan yang telah dicapai, maka kita bisa melakukan perencanaan-perencanaan tentang visi atau gambaran kedepan tentang sekolah dan lingkungan sekolah yang berpihak pada murid.


Untuk mencapai hal tersebut di atas tentunya diperlukan sebuah strategi. Di sekolah, pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang telah ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik. Strategi yang dapat saya lakukan untuk melaksanakan perubahan tersebut yaitu : perubahan dimulai dari diri sendiri, mampu untuk menggali kekutan utama yaitu guru (sebagai CGP) dan murid sebagai aset atau aktor utama untuk wujudkan visi. Kemudian menerapkan perubahan sesuai dengan visi yang penulis impikan berdasarkan tahapan BAGJA. (Buat Pertanyaan Utama. Ambil Pelajaran, Gali Mimpi. Jabarkan Rencana. Atur Eksekusi ). Dengan Menggunakan tahapan dari BAGJA ini, diharapkan bisa mengajak semua yang dalam komunitas sekolah untuk bergerak sehingga mewujudkan lingkungan sekolah yang berpihak pada murid.

Comments


Komentar

Bagikan Pemikiran AndaJadilah yang pertama menulis komentar.
bottom of page