Salam dan Bahagia
Minggu yang baru dan ilmu yang baru. Untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik kita maka Calon guru penggerak akan mempelajari kebutuhan itu melalui pembelajaran berdiferensiasi. Pada pertemuan awal minggu ini, para CGP diarahkan untuk mendalami pembelajaran berdiferensiasi dengan eksplorasi konsep. CGP diberikan kesempatan untuk menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam eksplorasi konsep tersebut. Di dalam 17 halaman tersebut, Penulis mendapatakan manyak ilmu baru tentang Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Setlah memahami apa itu Pembelajaran berdiferensiasi, penulis diperkuat tentang
Terdapat 17 halaman dan para CGP menjawab prtanyaan yang ada di LMS halaman 3 (menjawab pertanyaan dari iluastrasi sebuah kasus yang terjadi di kelas ) dan halaman 17 ( menjawab 3 perrtayaan). Sebelum penulis memasuki modul pembelajaran berdiferensiasi, penulis dan banyak dari kita beranggapan pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang menggunakan berbaga macam cara untuk bisa mengakomodir semua kebutuhan di kelas. Pemikiran awal penullis bahwa bagaiman bisa seorang guru dapat melakukan semua itu. Namun, pencerahan penulis dapatkan dari Tomlinson (2001: 45). Menurut Tomlison, Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
Namun demikian, pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, di mana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan. Bukan. Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau Superman yang bisa ke sana kemari untuk berada di tempat yang berbeda-beda dalam satu waktu dan memecahkan semua permasalahan. Sebagai seorang pendidik, untuk memastikan kebutuhan siswa dalam pembelajaran di kelas maka pembelajaran berdiferensiasi adalah satu-satunya cara untuk bisa mengakomodir segala kebutuhan dan karakter anak yang sangat berwarna.
Setiap harinya, tanpa disadari, kita para guru sejatinya dihadapkan oleh beragamnya karakter murid yang banyak sekali bentuknya. Kita para guru secara terus menerus menghadapi tantangan yang beragam dan acap kali kita harus melakukan dan memutuskan beberapa hal dalam satu waktu.
Untuk memunculkan pembelajaran yang berdiferensiasi kita guru harus bisa mempunyai pertanyaan-pertanyaan pemantik mengenai:
Bagaimanakah karakteristik setiap anak di kelas?
Tahukah kita apa kekuatan murid kita?
Bagaimana gaya belajar mereka?
Apa minat mereka?
Siapakah yang memiliki keterampilan menghitung paling baik di kelas kita?
Siapakah yang sebaliknya? S
iapakah yang paling menyukai kegiatan kelompok?
Siapakah yang justru selalu menghindar saat bekerja kelompok?
Siapakah yang level membacanya paling tinggi?
Siapakah murid yang masih perlu dibantu untuk meningkatkan keterampilan memahami bacaan mereka?
Siapakah yang paling senang menulis?
Siapakah yang lebih senang berbicara? dan masih banyak lagi.
Pertanyaan-pertanyaan pemantik di atas memberikan kita para guru untuk bisa memetakan aspek-aspek untuk mengkategorikan kebutuhan belajar dari masing-masing peserta didik. Dengan adanya pemetaan kebutuhan belajar siswa, kita akan memberikan pembelajaran yang berpihak pada murid. Pemetaan karakter dan juga jebutuhan belajar siswa juga akan memberikan kemerdekaan bagi siswa agar memilih hal-hal apa yang akan digunakan untuk menyelasikan sebuah masalah atau tugas untuk dipecahkan atau diselesaikan. Menurut Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom, ada 3 aspek yang bisa dipakai untuk mengkategorikan kebutuhan belajar siswa yaitu:
Kesiapan belajar (readiness) murid
Minat murid
Profil belajar murid
Tomlison lebih lanjut menjelaskan bahwa Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).
Dari penjelasan di atas penulis bisa menyimpulkan bahwa kemerdekaan belajar siswa akan terwujud jika dalam kelas mereka diberi kebebasan untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan keterampilan, peahaman, minat dari pemahaman yang mereka dapat dan juga mengerjakan tugas dan minat tersebut melalui cara yang disukai oleh mereka. Dengan begitu keberanian serta kreatifitas akan muncul dengan sendirinya. Untuk memastikan pemahaman para CGP tentang pembelajaran berdiferensiasi, Para CGP selanjutnya diberikan tugas untuk membuat sebuah Diagram Frayer yang menjelaskan kesimpulan dari pemahaman para CGP tentang pembelajaran berdiferensiasi. “Ada kekuatan luar biasa ketika sekelompok orang dengan minat yang sama berkumpul untuk bekerja menuju tujuan yang sama.” (Idowu Koyenikan) Setelah memahami keseluruhan pembelajarn derdiferensiasi, kita tentu memerlukan senjata atau alat sebagai pemandu kita untuk bisa dipakai dalam mengapliaksikan pembelajaran berdiferensiasi tersebut di kelas kita. RPP adalah alat yang tepat untuk bisa dipakai. Untuk membuat RPP yang bisa mengakomodir pembelajaran berdiferensiasi, kami ditugaskan untuk berkolaborasi dengan teman-teman CGP yang lain. Dalam sesi pembelajaran ini, CGP akan kembali mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi, namun kali ini bentuknya akan sedikit berbeda, karena CGP tidak hanya akan berdiskusi dengan fasilitator, melainkan dengan sesama CGP. Kali ini, CGP mencoba berkolaborasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pembelajaran berdiferensiasi.
Penulis bersama rekan kelompok akan diminta untuk membuat sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk satu materi yang dapat Anda pilih sendiri.
Rencana Pembelajaran berdiferensiasi tersebut dapat dibuat berdasarkan konteks atau kasus nyata yang terjadi di kelas salah satu anggota kelompok atau dapat juga menggunakan contoh kasus yang telah tersedia dalaam LMS. Setelah berdiskusi dan membuat RPP untuk mendukung pembelajaran berdiferensiasi, hari selanjutnya kami para CGP berkumpul dalam Ruang kolaborasi.
Tujuan Pembelajaran pada ruang kolaborasi ini adalah para CGP dapat meningkatkan pemahamannya tentang berbagai strategi diferensiasi melalui latihan mencermati rencana pembelajaran milik orang lain. Para CGP akan bertemu dengan fasilitator dalam kelompok besar dalam ruang virtual yang telah disediakan untuk mempresentasikan RPP yang telah dibuat, dan masing-masing kelompok akan saling menganalisis RPP milik kelompok lain.
Pada kegiatan tersebut diakhiri oleh fasilitator dengan menutup pembelajaran dan memberikan tugas selanjutnya untuk CGP yaitu berupa refleksi pembelajaran. Para CGP diwajibkan mengunggah RPP kelompok yang telah dibuat setelah mempresentasikannya di 2.1.a.5.2. Unggah Tugas - Ruang Kolaborasi.
Setelah mempelajari materi minggu ini, penulis merasa bersukur dan senang karena penulis mendapatkan gambaran bagaimana menjadikan kelas yang merdeka dengan menggunakan pembelajaran yang berdiferensiasi. Penulis juga merasa senang karena mendapatkan banyak hal dari ruang kolaborasi dengan sama-sama belajar membuat RPP yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi. Penulis juga bersykur memiliki Fasilitator Bapak Ahkmad Waras yang luar biasa hebat yang tidak bosan-bosannya memberikan wejangan buat penulis dan CGP yang lain.
Selanjutnya, setelah mempelajari pembelajaran minggu ini besar harapan penulis agar bisa diaplikasikan ke dalam kelas untuk menjadikan pembelajaran yang berpusat pada murid yang juga memerekakan mereka untuk menjadi karakter hebat yang mereka inginkan.
Awal melaksanakan pembelajaran diferensiasi tentunya banyak kendala diantaranya kesulitan menyusun RPP dan proses pelaksanan di kelas tetapi saya yakin kalau sering dilakukan maka semua itu akan berjalan dengan lancar
Salam dan Bahagia.
Comments